Lia turun dari peraduannya. Sebetulnya dia malas makan. Tapi, ajakan makan dari Kak Sari membuatnya terpaksa makan.
Kak Sari menunggu Lia di meja makan. Sejak kedua orangnya meninggal, Lia tinggak berdua dengan Kak Sari.
"Ini bandeng goreng kesukaan kamu, " kata Kak Sari.
Lia tersenyum melihat masakan favoritenya di meja makan. Dia mencubit sedikit kulit bandeng dan memakannya.
"Eeheem ... top banget. Enak ...., " pujinya.
"Kakak minta maaf, tadi agak keras sama kamu, " ucap Kak Sari.
Lia tersenyum memandang wajah Kak Sark. " nggak apa-apa kok, " ucapnya.
Keduanya makan malam sambil bersenda gurau. Habis makan, mereka cuci pirinh bareng dan menghabiskan malam di  depan televisi.
"Kenapa kamu suka membantu teman-temanmu. Sering kakak berpikir, kalau temanmu itu cuma manfaatkan kamu. Kebaikkanmu, " ujar Kak Sari.
"Jangan prasangka buruk, Kak. Kalau mereka minta tolong, karena mereka kesulitan. Anggaplah itu ladang amal kita, " ucap Lia lembut.
"Itu Dina, Mia, Bima, dan siapa itu yang satunya lagi. Mereka pinjam uang kamu, tapi nggak dikembalikan, " tegur Kak Sari.