Mohon tunggu...
serli yuniati ningrum
serli yuniati ningrum Mohon Tunggu... -

PERFEKSIONIS, INTROVERT

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

perkembangan kognitif anak usia 7-12th

26 November 2016   22:46 Diperbarui: 26 November 2016   22:46 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pola pikir manusia berkembang sesuai dengan pertumbuhan syaraf otaknya. Karena daya pikir menunjukkan fungsi otak, kemampuan berpikir dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu menunjukkan fungsinya secara baik. Pertumbuhan syaraf yang telah matang akan diikuti oleh fungsinya dengan baik. Oleh karena itu, seorang individu akan mengalami perkembangan kemampuan berfikir ketikan pertumbuhan syaraf pusat telah mencapai fase matang. Perkembangan berfikir diawali dengan mengenal dunia luar. Respon terhadap rangsangan dari luar pada awalnya belum terkoordinasi secara baik. Hamper semua respon yang diberikan bersifat reflek.

Bahasa merupakan perwujudan fungsi-fungsi kognitif. Menurut William Stern dan Clara Stern, pada masa kanak-kanak awal, perkembangan bahasa ditandai dengan:

  1. Dapat menyusun kalimat tunggal yang sempurna
  2. Dapat membentuk kata-kata baru yang lucu
  3. Dapat menyatakan pendapatnya tentang perbandingan
  4. Mampu menyusun kalimat majemuk
  5. Timbul pertanyaan-pertanyaan: apa sebab, mengapa demikian, dst.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi perkembangan berbahasa menurut Syamsul yusuf, yaitu: kematangan pada organ-organ yang berfungsi untuk berbicara dan proses belajar. Kedua proses ini berlangsung sejak masa bayi. Dengan adanya dua faktor tersebut individu dapat mengembangkan keterampilannya berbahasa sebagai berikut:

1. Mampu berkomunikasi dengan orang lain

2. Mampu menyatakn isi hatinya (perasaannya).

3. Terampil mengolah informasi yang diterimanya.

4. Mampu mengembangkan kepribadiannya, seperti dalam hal menyatakn sikap dan keyakinannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun