Mohon tunggu...
Serli sulistiawati
Serli sulistiawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pamulang

bismillah...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Problematika Penerapan Sistem Pembelajaran Luring di Masa Pandemi

22 Juni 2021   16:07 Diperbarui: 22 Juni 2021   16:27 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia sedang dilanda penyakit yang disebabkan oleh virus Covid 19, Covid 19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis corona virus yang baru ditemukan. Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, pada bulan Desember 2019. Covid 19 ini sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak Negara diseluruh dunia termasuk di Indonesia.

Penyebab dari wabah ini adalah corona virus jenis baru yang disebut dengan novel corona virus 2019 (2019-nCoV). Penyakit ini termasuk dengan gelombang virus yang sama dengan virus penyebab severe acute respiratory syndrome (SARS) dan middle-East respiratory syndrome (MERS).

Pada permasalahan dan penyebab yang telar dipaparkan di atas Indonesia banyak mengalami perubahan dan dihadapkan dengan beberapa kebiasaan baru terutama dalam sistem pembelajaran, Indonesia telah mengalami perubahan dengan menerapkan beberapa sistem pembelajaran diantaranya daring, pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring social. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia.

Setelah menerapkan sistem pembelajaran daring dinilai kurang efektif jika diterapkan pada sekolah menengah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA) sehingga siswa tidak memahami materi yang telah disampaikan oleh guru dalam sistem pembelajaran tersebut. Maka Indonesia mencoba bertahap menggunakan sistem pembelajaran luring, Sistem pembelajaran luring merupakan sistem pembelajaran yang memerlukan tatap muka. menurut KBBI kemendikbud, luring adalah akronim dari luar jaringan terputus dari jejaring computer.

Daerah yang telah dinyatakan zona kuning dan zona hijau bisa menerapkan pembelajaran luring dengan beberapa syarat dan sesuai protokol kesehata. Ada beberapa syarat yang harus dilakukan untuk menerapkan sistem pembelajaran tatap muka (pembelajaran luring) diantaranya :

  • Pengajar dan peserta didik melakukan paksinasi
  • Menerapkan protocol kesehatan
  • Melaksanakan system rotasi
  • Mendapatkan dari satgas (satuan tugas)
  • Menerapkan SKB (serat keputusan bersama)

Dari semua syarat yang telah ditetapkan dan dijalankan oleh sekolah yang melaksanakan sistem pembelajaran luring tidak menutup kemungkinan akan adanya klaster sekolah karena virus covid semakin hari semakin berkembang dan sangat bervariatif. Dalam permasalahan ini sistem pembelajaran luring perlu di kaji ulang karena tidak cocok untuk di terapkan sehingga menimbulkan klaster sekolah dan zona yang telah di tetapkan dikhawatirkan menjadi zona merah kembali dengan diterapkannya sistem pembelajaran luring tersebut.

Bisa kita lihat dalam berita yang dikutip dalam detik.com bahwa "adanya cluster sekolah yang disebabkan oleh pembelajaran luring", dari berita tersebut bisa kita simpulkan bahwa Indonesia belum siap untuk melaksanakan pembelajaran luring tersebut. Selain memicu adanya cluster sekolah pembelajaran luring juga masih menjadi pembahasan yang belum ada akhirnya dikarenakan proses penerapan protokol kesehatan yang minim disetiap sekolah yang menerapkan pembelajaran luring tersebut sehingga orang tua murid masih pro kontra dalam menyikapi masalah ini.

Penulis : Serli Sulistiawati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun