Mohon tunggu...
Muhammad Rudini
Muhammad Rudini Mohon Tunggu... wiraswasta -

penulis\r\nBlog : mrudiniblog.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Menebar Pohon Menjaring Rezeki

31 Desember 2013   18:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:18 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Model usaha "makelar pohon indah“ yang berasal dari Amerika Serikat mulai menyubur di Jerman. Celah bisnis itu muncul untuk menjawab permintaan pemilik kebun berkocek tebal. Selama bertahun-tahun, mereka dipotong dan dibentuk. Setiap pohon unik dan sangat berharga. Tumbuh di sebuah kebun penyemaian pohon di Jerman Utara dan menunggu pemiliknya. Makelar pohon Katharina von Ehren rajin ke mari, mencari pohon yang tepat, seperti yang dipesan oleh arsitek pertamanan yang mendesain kebun dan taman untuk gedung mewah. Saat ini ia mencari pohon cemara bonsai yang relatif besar. Pohon berusia 30 tahun dibanderol dengan harga sekitar 15 000 Euro. Demi para pelanggan, Katharina von Ehren menyusuri kebun-kebun penyemaian di seluruh Eropa. Model usaha "makelar pohon indah“ berasal dari Amerika Serikat. Katharina von Ehren mencobanya di Jerman. Pelanggannya mengutamakan detil-detil setiap pohon. Sebab itu Katharina membuat foto dari semua sudut, "baru setelah mendapat OK, kami meminta agar digali dan memesan truk untuk pengiriman pohonnya," katanya. Pesanan membludak Pohon setinggi empat meter itu dipilihnya untuk sebuah kebun pribadi di dekat Hamburg, atas pesanan seorang arsitek pertamanan. Adalah Claudia Schaaf, seorang arsitek pertamanan yang memesan kepada Katharina von Ehren. "kalau mau jujur, saya dulu sering kesulitan merealisasi visi taman indah yang saya miliki," katanya. Katharina mengaku bisa meraup keuntungan sebesar satu juta Euro setiap tahun dari berdagang pohon-pohon mewah. Salah satu jenis yang paling diminati adalah pohon cornus jenis dogwood oriental. Sangking banyaknya pesanan yang masuk, Katharina terpaksa mencari tenaga bantuan. "Mobil, rumah, apapun… biasanya nilainya turun setelah benda itu sudah di tangan. Dalam bisnis ini justru sebaliknya, pohon dan taman itu akan berkembang lebih menarik, lebih berkarakter, lebih indah sesuai perawatannya," ujar perempuan separuh baya itu. Bertahan hingga musim gugur Untuk memberi kesan mediterania di kawasan utara ini, sejumlah kebun penyemaian menawarkan pohon-pohon siprus. Di kebun yang sedang dikerjakan Claudia Schaaf, pemilik rumah awalnya hanya menginginkan rumput. Namun arsitek pertamanan itu memiliki visi lain. Katharina von Ehren mencarikan pohon-pohon yang menyerupai patung. Sebuah cemara dan bonsai besar sebuah pinus kerucut. "Pastinya tidak murah, karena pohon ini hampir 50 tahun usianya, selama itu terus dirawat sebagai bonsai yang batangnyapun diolesi minyak. Harganya sekitar 20 000 Euro.“ Hingga musim gugur tiba, Katharina von Ehren mencari pohon-pohon yang indah dan istimewa di kebun-kebun penyemaian pohon yang dikunjunginya. Kemudian tiba waktunya untuk menanam kembali dan pohon-pohon yang sudah dipilih itu dipindahkan ke taman para pemilik barunya. Sumber (http://www.dw.de/menebar-pohon-menjaring-rezeki/a-17288350) Menarik sekali usaha yang dijalankan oleh Katharina von Ehren sebagai makelar pohon,para kompasioner yang ingin mencari ide usaha yang berbeda bisa mencontoh usaha ini, Indonesia sebagai negara tropis dan kaya akan tanaman-tanaman hias maupun pohon-pohon hias tentunya akan menjadi nilai tambah dalam merambah usaha ini. Ada yang berani mencoba? ..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun