Mohon tunggu...
Muhammad Rudini
Muhammad Rudini Mohon Tunggu... wiraswasta -

penulis\r\nBlog : mrudiniblog.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Lakon Semar, La Nyala dan Djohar Part 3

2 Januari 2013   09:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:38 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ki Lurah semar pun pergi ke rumahnya dengan perasaan yang berbahagia karena kedua kubu kayaknya sudah mau mengalah dan mengakhiri konflik ini, Namun masih aja yang mengganjal di hati Semar, karena semar waskita dan mengetahui isi hati seorang manusia dan firasatnya sangat tajam nampaknya masalah ini belum akan beres justru dalam firasatnya akan ada perang besar antara kedua kubu itu sebagai puncak konflik tersebut.Unuk lebih menguatkan firasatnya semar pun bersemedi lagi untuk mendapatkan kitab Jitapsara untuk mengetahui akan masa depan sepakbola Indonesia.

Di lain pihak La Nyala dan Djohar bersama-sama merenungi apa yang Semar nasehatkan, mereka memikirkan nasib jutaan nyawa manusia dan tanah air indonesia jika seandainya tidak mau berdamai karena pimpinan triloka Sang Batara Guru akan menghancurkan negeri ini, dan janji Dewa ialah tepat.Dan mereka mulai tersadar akan pentingnya sebuah persatuan dan mulai melepaskan kepentingan masing-masing dan rela mengalah demi bangsa dan negara.

Akhirnya mereka tersadar, Djohar lantas menghubungi La Nyala untuk meminta maaf lewat telepon dan mengajak berdamai begitu juga sebaliknya. Dan uniknya mereka menelpon pada saat bersamaan sehingga ketika yang satu telepon terdengar jawaban “nomor yang anda tuju sedang sibuk” begitu juga satu lagi jawaban terdengar pun sama, kemudian mereka mencoba lagi menelepon dan kesekian kali selalu berbarengan, hal yang lucu membuat para dewata tertawa, “sebenarnya mereka sangat cocok sekali nelepon saja waktunya sama kalau bebeda jenis mungkin sudah berjodoh,”celoteh Batara Indra. yang membuat suasana kahyangan menjadi penuh canda.

Dan mereka pun sms untuk mengajak bertemu untuk membicarakan rekonsialiasi, dan sepakat bertemu di rumah Ki Lurah. Esok hari seperti yang dijanjikan mereka pun menuju rumah semar untuk rekonsiliasi dan disambut baik oleh Gareng, “Duduk dulu saya panggilkan bapa dulu,karena dari kemarin beliau sedang bersemedi” pinta gareng. Kemudian Gareng memanggil Semar namun nampak Semar tidak bergeming dan konsentrasi akan semedinya. Tak apa reng kita tunggu saja sampai Ki Lurah selesaikan semedinya kata Djohar. “Baiklah kakang Djohar kita mulai saja pembicaraan ini takutnya Ki Lurah melakukan semedinya lama”pnita La nyala. “Baiklah dimas La Nyala” jawab Djohar.

Kemudian mereka pun melakukan perbincangan yang benar-benar akan mengubah nasib sepakbola Indonesia selanjutnya.

Djohar : iya Dimas Nyala nampaknya kita sudah melakukan kesalahan besar dengan berseteru selama ini,rakyat yang malah jadi koraban.

La nyala : saya pikir juga begitu kakang, tidak sepaputnya kita terus-terusan bertikai namun disatu sisi banyak yang harus kita kerjakan demi sepakbola kita.

Djohar : Iya dimas, dan untuk itu demi kepentingan bangsa Saya rela mengundurkan diri dan menyerahkan tambuk pimpinan kepada KPSI,saya ikhlas.bagaimana kakang?

La Nyala : Saya tidak setuju kakang, jelas saya lah yang salah karena membuat KPSI yang awalnya tujuan itu baik namun malah merusak sepakbola kita. Biar Saya yang mengalah kakang.Saya akan bubarkan KPSI dan meminta maaf kepada PSSI atas kekeliruan ini.

Djohar : Tidak bisa dimas, Saya merasa tidak pantas karena organisasi yang Saya pimpin jadi hancur begini karena itu kelemahan Saya sebagai pimpinan tidak bisa mengatur organisasi dan anak buah.jadi biar saya saja dimas yang mundur

La Nyala : tetep tidak boleh kakang,kakang dan PSSI  ialah pihak yang sah dan diakui oleh FIFA maka teruskan perjuangannya dan biarlah kami yang mundur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun