Mohon tunggu...
Politik

Terjangkit Virus Keseragaman

18 Oktober 2016   09:14 Diperbarui: 18 Oktober 2016   11:15 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seragam dan beragam, dua kata yang hampir mirip ini mengandung makna yang bertolak belakang. Akhir-akhir ini masyarakat disuguhkan oleh berita pilkada Jakarta yang semakin memanas.  Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, sang calon Petahana yang digadang-gadang sebagai calon terkuat  terus dibombardir dari berbagai sisi (mungkin )agar popularitasnya turun. Melihat fenomena ini, yang menarik adalah adanya isu keseragaman yang dijadikan sebagai senjata politik oleh pihak tertentu untuk menjatuhkan lawannya, seperti sebuah virus, menyebar dengan cepat. 

Virus keseragaman ini menjangkiti masyarakat indonesia, menimbulkan aksi diluar daerah jakarta dengan niat ingin menyeragamkan paham. Perlu saya jelaskan disini bahwa virus keseragaman itu adalah keseragaman agama, ada pihak tertentu yang “nampaknya” menginginkan keseragaman agama di Indonesia yang mencakup seluruh sisi kehidupan, menurut mereka itu adalah cara membawa indonesia lebih baik. Kembali lagi ke calon petahana jakarta, suhu politik yang memanas ini semakin memudahkan virus keseragaman menyebar. Saudara-saudara, Indonesia adalah negeri multikultural, multietnis, multiagama. 

Tidak akan mungkin pihak manapun ingin membuat Indonesia menjadi negara monokultur, monoetnis apalagi monoagama, sangat tidak mungkin. Maka dari itu saya berharap pemerintah dan tokoh masyarakat serta para akademisi bisa meredam penyebaran virus keseragaman ini agar atmosfer multikultur indonesia tetap terjaga keluhurannya. Saya menyadari, pengaruh dari luar membuat virus ini begitu hangat dibicarakan dan dirasakan. Sebagai kaum muda indonesia, besar harapan saya agar semua pihak menerima perbedaan sebagai sebuah anugerah yang patut disyukuri, jangan sampai kita dipecah-pecah hanya karena pihak tertentu ingin melenggang ke panggung tertinggi kancah perpolitikan Indonesia, hanya karena mereka ingin memperkaya diri dengan menjual doktrin sampah tentang keseragaman itu.

sekian, selamat pagi :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun