1. Nilai persatuan dan kesatuan
Persatuan dan kesatuan adalah nilai yang sangat penting di dalam setiap bentuk perjuangan. Semua organisasi atau kekuatan yang ada sekalipun dengan paham ideologi atau organisasi yang berbeda, namun tetap bersatu dalam menghadapi kaum penjajah yang untuk mencapai kemerdekaan.
Persatuan dan kesatuan senantiasa menjadi jiwa dan kekuatan perjuangan. Hal yang cukup menonjol misalnya pada waktu Belanda menciptakan negara-negara bagian dan daerah otonom dalam negara federal. Hal tersebut jelas memperlihatkan bahwa Belanda berusaha memecah belah bangsa indonesia. Oleh karena itu, timbul berbagai kesulitan di lingkungn rakyat indonesia, baik secara politis maupun ekonomis. Hal ini disadari benar oleh rakyat indonesia sehingga banyak yang menuntut untuk kembali ke negara kesatuan.
2. Rela berkorban dan tanpa pamrih
Nilai perjuangan bangsa yang sangat menonjol di masa perang kemerdekaan adalah rela berkorban. Para pemimpin, rakyat, dan para pejuang umum nya benar-benar rela berkorban tanpa pamrih. Mereka telah mempertaruhkan jiwa dan raga nya mengorbankan waktu dan harta bendanya, demi perjuangan kemerdekaan.Â
Kita tidak dapat menghitung berapa para pejuang kita yang gugur di medan juang, berapa orang yang harus menanggung cacat dan menderita akibat perjuangannya., juga berapa jumlah harta benda yang di keluarkan demi tegaknya kemerdekaan, semua tidak dapat diperhitungkan.
3. Nilai cinta pada tanah air Â
Rasa cinta pada tanah air merupakan faktor pendorong yang sangat kuat bagi para pejuang kita untuk berjuang di medan laga. Timbullah semangat patriotisme di kalangan para pejuang kita untuk melawan penjajah. Sebagai perwujudan dari rasa cinta tanah air, cinta pada tumpah darahnya, maka munjullah berbagai perlawanan di daerah untuk melaawan kekuatan kaum penjajah. Di sumatra, di jawa, di bali, sulawesi dan daerah-daerah lainnya.
4. Nilai saling pengertian dan saling menghargai
Di dalam perjuangan mencapai dan mempertahankan kemerdekaan, diperluakan saling pengertian dan sikap saling menghargai di antara para pejuang. Sebagai contoh perbedaan pandangan antara pemuda (syahrir dan lainnya) dengan bung karno- bung hatta dari golongn tua, tetapi karena saling pengertian dan saling menghargai, maka keselakatan dapat di capai. Teks proklamasi dapat diselesaikan dan kemerrdekaan dapat di proklamasikan, ini adalah bukti nyata sebuah kekompakan dan saling pengertian di antara para tokoh nasional
Berangkat dari sikap saling pengertian dan saling menghargai juga dapat memupuk rasa persatuan dan menghindarkan perpecahan, timbullah rasa kebersamaan. Sebagai contoh, tokoh tokoh islam yang pernah menjadi panitia sembilan di PPKI , memahami dan menghargai kelompok kelompok lain , sehingga tidak keberatan untuk menghilangkan kata kata dalam piagam jakarta, " ketuhanan dengan menjalankan syariat islam bagi para pemeluknya" dan di ganti dengan " Ketuhanan yang maha Esa".
Indonesia pada awal kemerdekaan
Secara politis keadaan Indonesia pada awal kemerdekaan belum begitu mapan. Ketengangan, kekacauan, dan berbagai insiden masih terus terjadi. Hal ini tidak lain karena masih ada kekuatan asing yang tidak rela kalau Indonesia merdeka. Sebagai contoh rakyat indonesia masih harus bentrok dengan sisa sisa kekuatan jepang. Jpang beralasan bahwa ia di minta oleh sekutu agar tetap menjaga Indonesia dalam keadaan status quo.Â
Di samping menghadapi kekuatan jepang, bangssa Indonesia harus berahadapan dengan tentara inggris atas nama sekutu, dan juga NICA (Belanda) yang berhasil datang kembali ke Indonesia dengan membonceng sekutu. Pemerintahan memang telah terbentuk, beberapa alat kelengkapan negara juga sudah tersedia, tetapi karena baru awal kemerdekaan tentu masih banyak kekurangan. PPKI yang keanggotaanya telah di sempurnakan berhasil mengadakan sidang untuk mengesahkan UUD dan memilih presiden dan wakil presiden , bahkan untuk menjaga keamanan negara juga telah dibentuk TNI.