Mohon tunggu...
Seri Maria Ningsih
Seri Maria Ningsih Mohon Tunggu... Guru - Guru Penggerak Angkatan 2

Semangat untuk terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

3 Oktober 2021   12:10 Diperbarui: 3 Oktober 2021   12:13 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


Sekolah adalah merupakan sebuah sistem lingkungan dimana terjadi interaksi atau hubungan timbal balik atau saling ketergantungan antara komponen dalam ekosistem, yaitu dalam hal ini adalah komponen biotik yaitu unsur yang hidup dan komponen abiotik, yaitu unsur yang tidak hidup dalam sebuah lingkungan. Ekosistem merupakan sebuah tata interaksi antara makhluk hidup dan unsur yang tidak hidup dalam sebuah lingkungan. Sebuah ekosistem memiliki ciri suatu pola hubungan yang saling menunjang pada sebuah teritorial atau lingkungan tertentu.

Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling mempengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah:

  1. Kepala Sekolah

  2. Guru

  3. Staf/Tenaga Kependidikan

  4. Pengawas Sekolah

  5. Murid

  6. Orang Tua

  7. Komite

  8. Masyarakat sekitar sekolah

Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor-faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya adalah:

  1. Keuangan 

  2. Sarana dan prasarana

Ada dua pendekatan berpikir dalam pengelolaan aset:

  1. Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking)  akan melihat dengan cara pandang negatif.  memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja.

  2. Pendekatan  berbasis aset (Asset-Based Thinking)adalah memusatkan pikiran pada kekuatan positif, pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.

Dalam pengelolaan aset di sekolah, sebagai pemimpin pembelajaran harus     menerapkan pemikiran yang berbasis aset atau asset based thinking. Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) menekankan pada:

  • Usaha mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna.

  • Kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri, dengan demikian hasil yang diharapkan akan lebih berkelanjutan.

  • Aset atau berfokus pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah komunitas.

  • Gerakan seluruh pihak yang ada di dalam sebuah komunitas atau disebut sebagai community-driven development.

Materi ini juga berhubungan dengan materi lain yang didapatkan sebelumnya selama mengikuti proses Pelatihan Guru Penggerak.

Modul 1.1. Nilai Filosofi Ki Hadjar Dewantara

Ki Hajar Dewantara membedakan kata Pendidikan dan pengajaran dalam memahami arti dan tujuan pendidikan. Pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.  Pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak. agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat  anak. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Semboyan Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah "Ing ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo mangun karso, Tut wuri handayani. Kaitannya dengan pengelolaan sumber daya adalah pemimpin pembelajaran mengelola sumber daya yang ada (siswa) sesuai dengan kodratnya, karena sejatinya setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikan contoh, dorongan dan motivasi dalam pengelolaan sumber daya agar menjadi efektif. 

Modul 1.2 Nilai dan peran Guru Penggerak

Jika dikaitkan dengan nilai-nilai dan peran guru penggerak, sebagai pemimpin pengelolaan sumber daya harus memiliki nilai positif dalam kapasitas  seorang pendidik seperti Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, berkebinekaan global, bergotong royong, kolaboratif, inovatif dan kreatif.

Modul 1.3 Tentang Visi guru Penggerak

Pengelolaan sumber daya bisa dilakukan dengan 2 pendekatan yaitu pendekatan berbasis aset dan pendekatan berbasis masalah. Sesuai dengan paradigma inkuiri apresiatif (IA) maka prinsip yang digunakan dalam pengelolaan adalah prinsip yang berbasis dengan kekuatan yang dimiliki (aset).  IA menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif. Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Inti positif ini merupakan potensi dan aset organisasi. Dengan demikian, dalam implementasinya, IA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi, sebelum organisasi menapak pada tahap selanjutnya dalam melakukan perencanaan perubahan melalui manajemen BAGJA (Buat pertanyaan, Atur eksekusi, Gali mimpi, Jabarkan rencana).

Modul 1.4.  Budaya Positif 

Pemimpin pembelajaran dapat bersinergis dengan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, maka budaya positif perlu dilakukan salah satunya adalah budaya positif dalam melakukan kesepakatan kelas. Hal ini dimaksudkan supaya tidak ada lagi pembelajaran yang memberikan hukuman versus hadiah. Pemimpin pembelajaran dalam mengelola sumber daya bukan sebagai penghukum, pembuat rasa bersalah, teman, pengawas melainkan sebagai manajer. Sehingga bertanya dan membuat kesepakatan kelas, menanyakan harapan, dan apa yang perlu diperbaiki, menumbuhkan disiplin dari dalam diri dan motivasi intrinsik.

Modul 2.1 Pembelajaran berdiferensiasi

Sebagai pemimpin pembelajaran harus menyadari bahwa setiap anak mempunyai kodrat berbeda sehingga dibutuhkan pembelajaran diferensiasi sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa yang beragam tersebut. Untuk bisa melakukan perubahan dalam kelas dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi maka seorang pemimpin pembelajaran harus bisa memetakan aset atau sumber daya dan juga memanfaatkan aset atau sumber daya yang ada, baik itu sumber daya manusia komponen biotik  maupun sumber daya yang berupa komponen abiotik, yaitu  sarana prasarana dan keuangan untuk bisa menyusun dan mendesain strategi pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai dan tepat sehingga bisa memenuhi kebutuhan belajar siswa. Setiap siswa memiliki latar belakang yang berbeda, memiliki bakat dan minat yang berbeda karena pada hakikatnya siswa  memiliki multiple intelegensi. Sebagai pengelola sumber daya dalam pembelajaran kita harus bisa melayani setiap kebutuhan siswa. hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan pembelajaran berdiferensiasi  berdasarkan bakat dan minat, kesiapan belajar maupun profil belajar siswa. Adapun strategi yang digunakan adalah strategi proses, strategi konten dan strategi produk. 

Modul 2.2 Pembelajaran sosial emosional

Disadari bahwa emosi menentukan bagaimana kita mengambil keputusan. dalam mengelola sumber daya yang ada. Kompetensi Sosial Emosional Casel adalah sebagai berikut:

  1. Kesadaran Diri (Pengenalan Emosi). Kesadaran diri meliputi kemampuan memahami proses belajar dan pemikiran diri, mengembangkan sikap percaya diri dan memahami perasaan, minat, nilai dan kekuatan.

  2. Kesadaran Sosial (Empati). Kesadaran sosial meliputi pemahaman perbedaan perspektif dan berempati, mengenali dan menghargai persamaan maupun perbedaan, memanfaatkan sumber daya di rumah, sekolah dan komunitas secara efektif.

  3. Pengelolaan Diri (Pengelolaan emosi dan fokus). Pengelolaan diri meliputi mengelola stress, mengontrol impuls dan ketekunan dalam menghadapi hambatan, atau sering disebut dengan Mengelola emosi dan fokus).  Stop/ Berhenti. Hentikan apapun yang sedang Anda lakukan Take a deep Breath/ Tarik nafas dalam. Sadari napas masuk, sadari napas keluar. Rasakan udara segar yang masuk melalui hidung. Rasakan udara hangat yang keluar dari lubang hidung. Lakukan 2-3 kali. Nafas masuk, nafas keluar. Observe/ Amati. Amati apa yang Anda rasakan pada tubuh Anda?Amati perut yang mengembang sebelum membuang napas. Amati perut yang mengempis saat Anda membuang napas. Amati pilihan-pilihan yang dapat Anda lakukan. Fokus pada pilihan Anda yang terbaik saat ini. Proceed/ Lanjutkan. Latihan selesai. 

  4. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab mempertimbangkan faktor etika, akademik, standard masyarakat  dalam membuat pilihan dan keputusan. Memberikan Kontribusi terhadap perwujudan dan wellbeing sekolah dan komunitas.

  5. Keterampilan Sosial (Resiliensi). Keterampilan resiliensi meliputi: membangun hubungan yang sehat berlandaskan kerjasama dan sikap hormat. menolak tekanan sosial yang tidak tepat. mencegah dan mengelola serta menyelesaikan konflik. Mencari pertolongan bila membutuhkan.

Modul 2.3 Coaching

Coaching merupakan sebuah tehnik atau strategi seorang pemimpin pembelajaran untuk menuntun, mendampingi anak, untuk menggali potensi anak dan memaksimalkannya. Coaching memberikan kesempatan anak-anak berkembang dan menggali proses berpikir pada diri anak sehingga metakognisinya meningkat dan berpikir kritis dan mencapai potensi diri yang optimal.

Pentingnya proses coaching dalam pengelolaan sumber daya yaitu Proses untuk mengaktivasi kerja otak murid. Pertanyaan-pertanyaan reflektif dapat membuat murid melakukan metakognisi. 

Pertanyaan-pertanyaan dalam proses coaching juga membuat murid lebih berpikir secara kritis dan mendalam sehingga murid dapat menunjukkan potensinya.

Keterampilan Coaching meliputi: Keterampilan membangun hubungan baik (kemitraan), Keterampilan berkomunikasi, Keterampilan memfasilitasi pembelajaran.

Modul 3.1 Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin Pembelajaran

Dalam modul ini seorang pemimpin pembelajaran, dituntut untuk bisa mengambil keputusan yang beretika dengan menggunakan prinsip berpikir berbasis 4 paradigma, 3 resolusi berpikir dan 9 langkah pengujian keputusan. Prinsip pengambilan Keputusan ini sangat penting apalagi yang berkaitan dengan pengelolaan aset atau sumber daya sekolah untuk kepentingan murid. keputusan yang memerdekakan murid, meski dalam praktiknya memilih dilema etika itu sangat sulit.

Sebelum mempelajari modul 3.2 tentang pengelola sumber daya, mindset saya dalam melakukan pengelolaan sumber daya yang dimiliki dengan pendekatan masalah. Sehingga yang terfikir adalah sisi negatif dan kelemahan atau kekurangan yang dimiliki dari sumber daya yang ada. Sebagai seorang pemimpin kita harus bisa mengatasi semua kekurangan atau yang menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin diraih. Setelah mempelajari modul ini saya baru menyadari bahwasanya kita sebagai pengelola sumber daya harus bisa memanfaatkan seluruh yang kita punya sebagai kekuatan. Fokusnya adalah kelebihan yang dimiliki dengan mengesampingkan kekurangan. Mengidentifikasi hal-hal yang positif dalam kehidupan dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif. Hal ini tentu saja akan menghasilkan pengelolaan sumber daya yang dimiliki secara maksimal.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun