Mohon tunggu...
seri nanda
seri nanda Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Sumatera Utara

saya adalah mahasiswi universitas islam negeri sumatera utara jurusan akuntansi syariah

Selanjutnya

Tutup

Money

Perubahan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Masa Pandemi Covid 19

22 Agustus 2020   13:30 Diperbarui: 22 Agustus 2020   13:37 3157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama : Seri Nanda Hasibuan

Prodi : Akuntansi Syariah

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Kelompok KKN DR 156

Dosen Pembimbing : Nurhayani S.Ag, S.S, M.Si

Pandemi covid 19 ini pertama kali terdeteksi di kota wuhan, cina akhir tahun 2019. Pandemi ini dengan cepat menyebar ke seluruh dunia termasuk juga di indonesia.  KasusVirus corona atau covid 19 pertama kali ditemukan di indonesia pada dua warga depok, jawa barat awal maret lalu. Saat ini sudah ribuan warga yang terdata terinfeksi kasus ini. Penyebaran kasus covid ini tergolong sangat cepat sehingga pemerintah mengambil beberapa kebijakan untuk menekan penyebaran virus ini.

Setiap warga diharapkan mengikuti instruksi pemerintah untuk meminimalisir perkembangan covid ini. Salah satu instruksi pemerintah yaitu menerapkan social distancing dan bagi pekerja di imbau untuk bekerja dari rumah atau work from home.tentu pandemi covid 19 ini mempengaruhi beberapa sektor kehidupan manusia. Tidak bisa di pungkiri, salah satu sektor yang terkena dampak dari covid 19 ini adalah perekonomian negara.

Mari  kita lihat pertumbuhan ekonomi tahun 2019 sebelum mewabahnya covid 19. Badan Pusat Statistik (BPS) yang merilis data pertumbuhan ekonomi di Indonesia di  tahun 2019 tumbuh di angka 5,02%. Meski masih mampu tumbuh di kisaran 5%, namun realiasi itu melambat dari pertumbuhan ekonomi di tahun 2018 yang sebesar 5,17%. Memang di tahun 2019 juga perekonomian melambat dibanding tahun sebelumnya. Tapi indonesia masih bisa menjaga tren pertumbuhan ekonomi sebesar 5%. Perlambatan tahun 2019 ini juga dipicu dengan perekonomian global yang cenderung menurun.

Data perekonomian indonesia yang dirilis badan pusat statistik (BPS) tahun 2019 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp15 833,9 triliun dan PDB Perkapita mencapai Rp59,1 Juta atau US$4 174,9. Ekonomi Indonesia tahun 2019 tumbuh 5,02 persen, lebih rendah dibanding capaian tahun 2018 sebesar 5,17 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 10,55 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 10,62 persen. Ekonomi Indonesia triwulan IV-2019 dibanding triwulan IV-2018 tumbuh 4,97 persen (y-on-y). (bps.go.id)
Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh semua lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 10,78 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 4,97 persen. Ekonomi Indonesia triwulan IV-2019 dibanding triwulan III-2019 mengalami kontraksi sebesar 1,74 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, hal ini disebabkan oleh efek musiman pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang mengalami penurunan 20,52 persen. Dari sisi pengeluaran, disebabkan oleh komponen Ekspor Barang dan Jasa yang mengalami kontraksi sebesar 2,55 persen. Struktur ekonomi Indonesia secara spasial tahun 2019 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto, yakni sebesar 59,00 persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 21,32 persen, dan Pulau Kalimantan 8,05 persen. (bps.go.id)

Gambar dari catchmeup.id
Gambar dari catchmeup.id

Tren Indeks pertumbuhan ekonomi dari tahun 2001-2009 bisa kita lihat pada gambar di bawah ini

Gambar : https://fitec.web.id/data/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2001-2019/
Gambar : https://fitec.web.id/data/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2001-2019/

Ditengah pandemic covid 19 yang  belum berakhir  ini, Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri mulyani mengatakan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 2,3%. Bahkan jika dalam situasi terburuk,  ekonomi Indonesia bisa minus hingga 0,4%.  Penyebab dari rendahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia ini adalah turunnya minat konsumsi dan investasi masyarakat, baik dalam lingkup rumah tangga maupun lingkup pemerintah.

Sedangkan menurut Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suryo Utomo yang dikutip dari republika.co.id "Gejolak ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 ini memberi tiga dampak besar bagi perekonomian.

dampak pertama yang terkena yaitu konsumsi rumah tangga atau daya beli yang selama ini menjadi penopang 60 persen terhadap ekonomi jatuh cukup dalam. menurut data dari BPS bahwa konsumsi rumah tangga turun dari 5,02 persen pada kuartal I 2019 ke 2,84 persen pada kuartal I tahun 2020 ini. Sedangkan Dampak kedua yang terkena akibat pandemic ini memunculkan ketidakpastian yang berkepanjangan sehingga investasi ikut melemah dan berimplikasi pada terhentinya usaha. Dampak yang ketiga yaitu seluruh dunia mengalami pelemahan ekonomi yang  menyebabkan harga komoditas turun dan ekspor Indonesia ke beberapa negara juga terhenti.

gejolak ekonomi yang di akibatkan Covid-19 ini juga menjadi momen bersejarah karena berdampak pada pengelolaan keuangan negara hingga dilakukan perubahan APBN sebanyak dua kali dan upaya pemulihan ekonomi nasional.

penerimaan pajak juga ikut terimplikasi dimana pada semester I 2020 hanya mencapai Rp513,65 triliun atau 44,02 persen dari target berdasarkan Perpres 72 Tahun 2020 Rp 1.198,8 triliun. Angka tersebut terkontraksi sampai 12,01 persen (yoy) dibanding periode sama tahun lalu yaitu Rp604,3 triliun.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka output perekonomian atau Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia periode kuartal II-2020. Seperti yang sudah diprediksi dimana akan terjadi kontraksi alias pertumbuhan negatif. Jika kita bandingkan pada priode yang sama di tahun lalu PDB Indonesia periode April-Juni 2020 terkontraksi -5,32% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/YoY).memang perekonomian PDB Q1 sudah turun dalam meski year on year masih positif. Dan PDB kuartal II kontraksi negatif 5,32% (year on year). Sementara dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/QtQ), PDB kuartal II-2020 ini mengalami kontraksi -4,19%.Dua kontraksi beruntun secara QtQ membuat Indonesia bisa dibilang sudah masuk ke fase resesi teknikal (technical recession). Pasalnya pada Kuartal I-2020 secara QtQ PDB Indonesia minus 2,41%. Pada semester I-2019, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh positif 5,06%. (https://www.cnbcindonesia.com/).

Gambar dari bps.go.id  
Gambar dari bps.go.id  
Dengan catatan pertumbuhan ekonomi kuartal I dan II, maka secara teknikal bisa dikatakan Indonesia belum memasuki resesi. Resesi terjadi apabila selama dua kuartal berturut-turut (secara yoy) terjadi kontraksi. Pada kuartal I, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 2,97% (yoy) menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Bisa kita lihat Tren perlambatan ekonomi tahun 2020 ini dipengaruhi beberapa factor akibat mewabahnya covid 19.  kuartal I perekonomian memang sudah terlihat melambat namun masih menggeliat. Bulan Januari-Februari, sewaktu COVID-19 di Cina mulai menghantui perekonomian global, geliat ekonomi di Indonesia masih ada. Tren Aktivitas ekonomi mulai melambat ketika di konfirmasi kasus positif pertama kalidi indonesia pada bulan 2 Maret 2020. Memasuki kuartal II, perlambatan ekonomi semakin terasa, ini juga dipicu oleh Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Selama PSBB Hanya beberapa sektor yang masih boleh dibuka. Pemerintah juga melarang Aktivitas lain yang melibatkan kumpulan orang dalam jumlah yang banyak .Sekolah tatap muka diganti dengan school from home, dan para pekerja dihimbau melakukan work from home. Bisa kita lihat Idul fitri yang identic dengan dengan mudik, dan menjadi penopang pergerakan ekonomi, kali ini sepi dan diimbau untuk tidak dilakukan. Akibatnya beberapa factor ini berpengaruh kepada perlambatan ekonomi. Pada Kuartal II kelesuan ekonomi memang terlihat dari Daya beli masyarakat yang anjlok, produksi terhambat, sektor jasa juga tak bisa bergerak.

Pemerintah melalui berbagai kebijakannya mengambil Langkah-langkah sebagai solusi penyelamatan perekonomian Indonesia dengan menggelontorkan beberapa paket stimulus fiskal dimana yang pertama difokuskan kepada sektor pariwisata yaitu hotel, restoran, dan kawasan wisata di daerah-daerah. Tidak hanya itu saja, Kemenkeu juga memberikan empat jenis insentif pajak terkait ketentuan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21, PPh pasal 22 impor, PPh pasal 25 dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Insentif PPh Pasal 2 diberikan kepada pemberi kerja sesuai klasifikasi 440 lapangan usaha yang tercantum pada lampiran PMK 23/2020. Pemerintah juga meluncurkan program kartu prakerja yang dilakukan lantaran beberapa sektor industri telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK). Dengan program kartu prakerja ini diharapkan bisa menjadi sarana bagi korban PHK meningkatkan skill secara online.

pemerintah juga melakukan pengaturan ulang fokus (re-focusing) penganggaran akibat wabah virus corona ini. Menurut menteri keuangan Sri Mulyani, langkah ini diambil karena anggaran penanganan wabah virus corona belum teralokasi di APBN dan APBD. Alokasi terebut difokuskan bagi sektor kesehatan dan social.

Berbagai kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah di atas merupakan sebuah usaha untuk mempertahankan kestabilan ekonomi akibat merebaknya wabah virus corona yang berdampak pada berbagai sektor dan mengakibatkan pelambatan pertumbuhan ekonomi yang bisa terjadi dalam beberapa bulan ke depan.

                                                                                Daftar Pustaka


Bps.go.id. (2020,05 Agustus). Ekonomi Indonesia Triwulan II 2020 Turun 5,32 Persen. diakses pada 19 agustus 2020 dari https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/08/05/1737/-ekonomi-indonesia-triwulan-ii-2020-turun-5-32-persen.html

Bps.go.id. (2019, 16 agustus). Laporan Perekonomian Indonesia 2019. Diakses pada 19 agustus 2020 dari https://www.bps.go.id/publication/2019/09/16/7cc68afc43aa0d8b9e8eaf47/laporan-perekonomian-indonesia-2019.html

Tirto.id. Dahsyatnya Dampak Pandemi Penyebab Kontraksi Ekonomi RI. Diakses pada 19 agustus 2020 dari https://tirto.id/dahsyatnya-dampak-pandemi-penyebab-kontraksi-ekonomi-ri-fVSV

cnbcindonesia.com. Resesi Teknikal! PDB Indonesia Kuartal II-2020 Negatif 5,32% . diakses pada 19 agustus  2020 dari https://www.cnbcindonesia.com/news/20200805093248-4-177494/resesi-teknikal-pdb-indonesia-kuartal-ii-2020-negatif-532

fitec.web.id. (2020, 09 april). data dan grafik pertumbuhan ekonomi Indonesia 2001-2019 serta penjelasannya. Diakses pada 19 agustus 2020 dari https://fitec.web.id/data/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2001-2019/

republika.co.id.(2020, 15 juli). Tiga Dampak Besar Pandemi Covid-19 bagi Ekonomi RI. Diakses pada 19 agustus 2020 dari https://republika.co.id/berita/qdgt5p383/tiga-dampak-besar-pandemi-covid19-bagi-ekonomi-ri

catchmeup.id. ( 2020, 07 februari). Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2019 . diakses pada 19 agustus 2020 dari https://catchmeup.id/2020/02/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2019/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun