Mohon tunggu...
Sergius Lay
Sergius Lay Mohon Tunggu... Dosen - Akun dibuat untuk dapat berbagi cerita tentang pengalaman dan refleksi pribadi atas perjalanan hidup dan sosial yang dilalui....

Lahir di Tanawolo, Nginamanu - Wolomeze - Ngada - Flores - NTT

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ecclesia Domestica - Paskah - Covid-19

23 April 2020   10:25 Diperbarui: 23 April 2020   10:51 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang bapa dan imam dalam rumah tangga, tugas mereka adalah mempersembahkan korban (Kej 8,20; 12,7). Di sini kita dapat melihat bahwa peranan bapa dan imam merupakan dua peranan yang berhubungan satu sama lain (Hak 17,10; 18,19). Karena itu dalam konteks situasi kita, peran bapa keluarga dalam mengaktifkan keluarga yang mau berdoa dan “memindahkan” kegiatan ritual di Gereja ke rumah tangga adalah sangat penting dan menentukan dalam menciptakan Ecclesia Domestica.

Ketiga, Penghayatan Liturgi Gereja berpindah ke Rumah Keluarga. Dalam kaitan dengan covid-19, peran imam (baca: pastor) dan fungsi Gereja berpindah ke bapa keluarga dan rumah tempat tinggal keluarga. 

Mengamati dan melihat di media-media social di mana seorang bapa rumah tangga memimpin ibadat di tengah anggota keluarga, seorang ibu rumah tangga membaca bacaan kitab suci dan beberapa anak bergantian memerankan tugas liturgi yang lain menunjukkan suatu kesaksian bahwa rumah tangga keluarga selama masa covid-19, telah menjadi Ecclesia Domestica yang sudah harus terus mendapat perhatian untuk dikembangkan atau dihayati dalam keseharian, walaupun suatu ketika tidak lagi berkaitan dengan perayaan liturgi resmi gereja, tetapi dalam bentuk doa devosi dan bentuk-bentuk doa lainnya yang dapat meningkatkan kualitas hidup beriman katolik. 

Dalam kegiatan doa liturgi dan doa-doa devosi lainnya terbentuk satu persekutuan rahmat dan doa, satu sekolah untuk membina kebajikan-kebajikan manusia dan cinta kasih Kristen. Ecclesia Domestica juga menjadi tempat pendidikan doa bagi seluruh anggota keluarga. Atas dasar Sakramen (kesepatakan, janji, ikatan di hadapan Allah) Perkawinan, keluarga adalah “Gereja rumah tangga”, di mana anak-anak Allah berdoa “sebagai Gereja” dan belajar bertekun dalam doa. Teristimewa untuk anak-anak kecil, doa sehari-hari dalam keluarga adalah kesaksian pertama untuk ingatan Gereja yang hidup, yang dibangkitkan dengan penuh kesabaran oleh Roh Kudus” (KGK 1656, 1666. 2685).

Keempat, Panggilan Pemuka Agama dan para Guru Agama Post-Wabah Covid-19. Selain bapak keluarga atau seorang awam lain yang telah “mengambil alih” tugas "imam" di Gereja-Altar serta fungsi rumah keluarga yang telah menjadi “gereja baru” di masa covid-19, maka muncul juga arah baru dari pelayanan dan panggilan seorang Pemuka Agama dan Guru Agama setelah wabah covid-19 ini. Ada beberapa catatan yang dapat dikemukakan berdasarkan pengalaman ini. 

Pertama, hendaklah berusaha untuk memahami dengan lebih baik fenomena ini sebagai kesempatan mencari arah baru dalam kegiatan berkatekese. Melihat fungsi Rumah Keluarga dan peran bapa dalam keluarga yang ditampakkan selama wabah covid-19, harus menjadi kesempatan bagi para tenaga pastoral untuk mengisi pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang tata cara ibadat yang benar menurut liturgi Gereja Katolik. 

Kedua, setelah memahami dengan baik tentang tata ibadat gerejawi, maka seorang tenaga pastoral hendaknya belajar untuk menemukan metode, strategi, Teknik atau cara dalam mengedukasi umat agar umat semakin memahami dan mengetahui serta terampil membawakan tata ibadat di dalam keluarga manakala wabah yang hampir sama menimpa lagi kehidupan masyarakat di masa-masa yang akan datang. Namun, untuk jangka panjang, bukan lagi berkaitan dengan tata ibadat resmi gereja tetapi ibadat-ibadat devosional lainnya yang merupakan perayaan sakramentalia yang dirayakan di tengah keluarga.

4.   Catatan Penutup

Kita tidak mengetahui secara pasti sampai kapanlah wabah ini akan berakhir, dan kapan wabah yang sama atau dalam bentuk yang lain dengan tingkat bahaya yang sama atau lebih akan muncul lagi. Namun, dari pengalaman wabah covid-19, telah mengajari kita banyak hal mulai dari ritme hidup, menjaga kesehatan, cara berelasi dengan sesama sampai kepada praktik-praktik ritual keagamaan.

Semoga pengalaman wabah covid-19 di masa Pra-Paksa dan Paska ini bisa membuat kita memahami bahwa hidup harus dimaknai secara lebih baik dan berarti dalam relasinya dengan sesama, lingkungan dan Tuhan serta bagaimana meningkatkan kualitas-kualitas hidup sebagai seorang Katolik yang lebih baik.

Selamat Paska dan salam sehat untuk semuanya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun