Mohon tunggu...
Ndiken Sergi
Ndiken Sergi Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Almasuh - Papua

Tulis dan Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kursi Politis si Tukang Kayu

7 Juli 2019   12:14 Diperbarui: 7 Juli 2019   16:37 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://nasional.kompas.com

Nilai eksklusivitas dari kayu cendana sering membuat para pejabat,politisi dan pemodal menjatuhkan pilihan mereka untuk menggunakan bahan ini. Mereka "jutuh hati" terhadap pesona kayu cendana, baik sebagai benda seni, furnitur, bangunan dan lain sebagainya.  

Terlepas dari apapun bahan pembuat kursi tersebut, sebuah mahakarya seni yang indah akan tercipta dari seorang maestro yang ahli dibidangnya (profesional). Layaknya, strategi permainan catur, akan terlihat indah dan berkualitas jika berada pada tangan seorang Grandmaster (professional). 

Langkah-langkah kuat dengan kombinasi serangan dan pengorbanan, sering membuat lawan terkecoh. Hal-hal tersebut yang membuat permainan catur terlihat, menarik, indah, dan taktis. Penuh dengan komplikasi dan tipu daya. Karena kerumitan kalkulasi dan problematika berpikir yang kompleks, maka secara simbolisasi sering  disebut sebagai "percaturan politik".

Begitu juga sebuah kursi, akan terlihat indah jika berada pada tangan-tangan professional ; Tukang Kayu. Bayangkan saja, jika yang membuat kursi adalah seorang Jendral bintang tiga, tanpa memiliki pengalaman sedikit-pun di dunia "Tukang Kayu". Kira-kira kursi yang dihasilkan bentuknya seperti apa ? bagaimana kualitasnya ?

Ibarat, "Hasrat Hati Memeluk Gunung, Apa Daya Tangan Tak Sampai." Keinginan hati membuat kursi standar perkantoran, Ehh... yang dihasilkan mala sebuah " Kursi Goyang". Sehingga orang yang duduk pada kursi tersebut, motifasinya hanya untuk santai, berhalusinasi, bermalas-malasan, sampai lupa, kerja-kerja dan kerja.

" Cemas Laksana Kursi Goyang. Ada Sesuatu Yang Bisa Kamu Lakukan, Tapi Tak Ada Tempat Yang Bisa Kamu Capai."

Profesionalisme, kapabilitas, kridibiltas, dan yang ada hubungannya dengan proses pembuatan kursi, sebaiknya diserahkan kepada orang yang memiliki kompetensi pada bidang tersebut. Sehingga haslinya-pun sesuai dengan ekspektasi. Serahkan saja kepada" intinya Inti, Ahlinya Ahli, Core Of The Core", kata Pak Ndul.

" Alexander Ming, perupa ini berkeyakinan bahwa filosofi kursi adalah perwujudan dari suatu bangsa. Didalamnya terkandung banyak hal seperti, ekonomi, sosial, politik dan budaya masyarakat."

Jadi, kalau anda membutuhkan kursi, pesanlah pada si tukang kayu, sebab dia yang memiliki kompetensi cara membuat kursi versi terbaik.  Jangan anda pesan kursi pada Jenderal bintang tiga, sebab pasti ekspektasi dan hasilnya  akan "Jauh Panggang Dari Api." Apalagi jika pesanannya dalam jumlah banyak. Pastikan kursinya berkualitas, sehingga tidak  habis dimakan rayap. Serahkan saja kepada" intinya Inti, Ahlinya Ahli, Core Of The Core", sekali lagi pesan Pak Ndul.

Salam ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun