Mohon tunggu...
Serevinna Simanjuntak
Serevinna Simanjuntak Mohon Tunggu... Mahasiswi -

An emotional writer. Literally. Youtube: https://www.youtube.com/channel/UCnPlX2YDftffRi-jN54vB1g

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Yuyun, "Ah Perempuannya Sih!"

4 Mei 2016   05:45 Diperbarui: 4 Mei 2016   07:05 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

wsj.com

Sakit sekali hingga terasa lucu sanking perihnya  jika mendengar berbagai tanggapan yang sering terdengar di telinga mengenai kasus pelecehan,maupun kekerasan seksual yang seringkali menimpa perempuan.

Di kasus pelecehan seksual di bus misalnya, seringkali respon orang...

Emang itu cewek kayak gimana? pake baju apa?

Hingga seingat saya, dulu kasus Sitok Srengege yang mencabuli mahasiswi, lebih dari sekali baru korban melapor, dan respon orang...

Lah kok baru bilang setelah berkali kali? 

Lah kok baru lapor pas hamil? kalo gak hamil dienakin aja ya? 

Ah sama sama mau kali ! 

Lagian, jadi perempuan gak jaga diri!

Tak lupa juga, kalau keluar rumah, anak perempuan diingatkan orangtua, keluarga, bahkan tetangga 

jangan pake baju ini, jangan pake baju itu 

jangan pake rok ini, jangan pake rok itu

nanti digodain, nanti diliatin

seakan perempuan dan tubuhnya sumber dosa, maksiat dan nista dunia

oke, tapi biarlah.

 Mari sebelumnya kita pakai pemahaman cerdas itu dulu, 

"kalo wanitanya gak mulai duluan atau gak mau ya cowok juga gak bakal maksa or gak bakal mulai lah !"

begitu kata makhluk Tuhan yang terlena dengan kebangaan akan kehormatan dan kharismanya sebagai adam.

Tidak lama, beberapa hari lalu, Indonesia dikabarkan berita yang tak biasa.

Kisah Yuyun, anak 14tahun , rajin mengaji, berpakaian religius pokoknya profile gadis baik gambaran dan dambaan teladan hasil pemikiran bentukan masyarakat mayoritas awam pemeluk agama berTuhanan yang Maha Esa.

Kok tidak biasa? Ya, tidak biasa, 

kalau Nikita Mir*ni yang diperkosa (sy tdk mendoakan) mungkin tanggapannya tetap sama dengan yang saya paparkan diatas, suatu kewajaran (kalo bisa dikira kira pemikiran masyarakat jika benar terjadi)

Tapi ini, kisah Yuyun sungguh berbeda. Apa salah dia?

Ya, kebiasaan pemikiran mayoritas masyarakat Indonesia dengan budaya patriarkinya

sewajarnya menanyakan terlebih dahulu tentang wanitanya, yang bahkan korban 

bukan dulu tentang ketololan pelaku 

bukan dulu tentang kenistaan otak mereka

bukan dulu tentang kebiadaban selangkangannya 

Jijik rasanya bahkan menyebut mereka manusia.

wanita, perempuan apapun namanya

hak ku akan tubuhku 

hak ku akan pakaianku 

tak ada sejengkalpun otoritasmu

bahkan melirik dengan melecehkan

hak ku mencolok matamu

jaga selangkangan dan otak sampahmu

bukan aku.

NB: Tulisan ini sy tulis sesadar sadarnya, tidak lagi datang bulan.

Semoga tersampaikan pesan, membersihkan otak dan pikiran 

Kalaupun tidak, semoga tidak semakin mengotorkan

Sumber gambar: http://poskotanews.com/2012/12/29/mhasiswi-korban-perkosaan-di-india-meninggal/

Serevinna

4 Mei 2016

5.38AM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun