Mohon tunggu...
Nurhawati
Nurhawati Mohon Tunggu... Administrasi - -

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perjalanan Dharma Menuju Kedamaian dan Kebahagiaan di Tengah Kota Jakarta yang Sibuk

30 Juni 2024   17:06 Diperbarui: 30 Juni 2024   17:21 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah hiruk pikuk kota Jakarta yang dapat dipenuhi oleh berbagai macam gedung pencakar langit yang tinggi terdapat sosok pria paruh baya yang bernama Dharma. Dharma kini merupakan seseorang manajer di salah satu perusahaan besar di pusat kota. Setiap pagi Dharma selalu melintasi jalanan yang ramai dengan kendaraan dan pejalan kaki yang bergegas menuju kantor. Ia pun selalu mencermati sekelilingnya dengan ekspresi serius yang mencerminkan tekanan dari berbagai tugas pada masyarakat Jakarta.

Namun di balik kesibukannya yang terlihat begituh teratur dan terkendali Dharma menyimpan beban dalam hatinya. Selama bertahun-tahun terdapat satu dendam yang menyala di dalam dirinya terhadap seseorang yang pernah mengubah jalan kehidupannya. Nama sosok yang didendam oleh Dharma bernama Bambang yang merupakan mantan sahabat yang dulu pernah menjadi bagian di masa lalunya. Fitnah dan pengkhianatan yang dilakukan oleh Bambang kepada Dharma benar-benar menghancurkan karier dan reputasi. Dampaknya memaksa Dharma untuk meninggalkan desa dan memulai hidup baru di ibukota yang tanpa siapapun disana.

Meski Dharma telah berusaha keras untuk membangun kembali hidupnya di Jakarta namun bayang-bayang Bambang selalu menghantui. Setiap kali melihat wajah yang terlihat mirip Bambang yang berlalu-lalang di jalanan kota Jakarta ingatannya selalu kembali ke persahabatan mereka. Dharma sering kali merasakan hal tersebut membuat pertanyaan kepada dirinya berupa apakah perasaan dendam ini layak untuk dipertahankan setelah begitu banyak waktu telah berlalu.

Setiap langkah dan keputusan yang diambil oleh Dharma dalam karirnya di Jakarta selalu dipengaruhi oleh luka masa lalu yang belum sembuh. Meskipun ia telah mampu berhasil meraih kesuksesan sebagai seseorang manajer yang dihormati. Namun di dalam potongan kehidupanya masih terdapat retakan yang belum sepenuhnya bersatu akibat masa lalu. Dendam yang dimiliki Bambang menjadi bahan bakar yang terus menerus menggerakan langkahnya. Walaupun terkadang Bambang selalu menyadari bahwa melakukan balas dendam tidak akan membawa kebahagiaan sejati.

Pada malam yang sepi ditandai kebisingan kota Jakarta mereda membuat Dharma sering kali duduk sendirian di apartemen yang mewah. Saat sedang duduk sendirian Dharma sering sekali merenungkan kehidupan yang telah ia jalani selama ini. Di dalam hatinya tersebut Dharma mulai mempertimbangkan untuk menyelesaikan konflik yang sudah lama terpendam. Dharma merasa saatnya kini untuk benar-benar mengakhiri siklus dendam yang hanya memberikan penderitaan lebih banyak kepada dirinya.

Suatu hari yang tidak terduga Dharma dan Bambang bertemu kembali dalam sebuah acara bisnis yang dihadiri oleh banyak tokoh penting. Pertemuan itu membawa kembali semua emosi dan dendam yang sempat sirna menjadi naik ke permukaan. Hal tersebut karena Bambang dengan sangat angkuh mengejek Dharma karena hanya menjadi seseorang manajer perusahaan besar. Sedangkan Bambang kini telah sukses dari hasil bisnis yang dijalankan di masa lampau bersama Dharma. Dharma langsung merasa sakit hati dan marah yang luar biasa akibat perlakukan Bambang di acara bisnis tersebut. Semua luka yang awalnya kian mengecil kini kembali terbuka sangat lebar mengingatkan kepada segala kejadian di masa lampau terputar kembali dalam pikirannya.

Setelah peristiwa pahit yang terjadi di acara bisnis tersebut membuat Dharma pulang dengan hati yang penuh dengan amarah. Tidak hanya amarah yang dibawa oleh Dharma tetapi juga keputusannya di dalam benaknya. Tanpa sedikit keraguan Dharma mulai mengumpulkan segala inforamsi dan sumber daya untuk menghancurkan bisnis Bambang. Menggunakan jaringan dan pengaruhnya di dalam dunia bisnis membuat Dharma mulai melakukan berbagai serangkaian langkah strategis untuk menjatuhkan reputasi Bambang serta merusak operasional bisnisnya.

Setiap langkah yang Dharma ambil selalu diarahkan menggunakan kecanggihan dan kehati-hatian untuk membuat rencananya semakin kuat. Dharma juga memanfaatkan secara baik setiap kesempatan untuk menempatan Bambang dalam cahaya yang paling buruk di mata publik dan komuniktas bisnis. Gosip, fitnah, sampai manipulasi informasi menjadi senjata utama dalam perang yang dijalankan oleh Dharma bagi Bambang.

Setiap kali Dharma melihat adanya kemajuan dalam upaya menghancurkan bisnis Bambang pastinya membuat senang dan puas menghampirinya. Setiap langkah yang berhasil membuat Dharma merasa puas atas balas dendamnya yang berjalan sesuai rencana. Namun ketika rencana yang telah dibuat mengalami kegagalan atau terhalang oleh hambatan membuat Dharma tidak putus asa. Kegagalan dalam eksekusi penghancuran bisnis Bambang membuat Dharma selalu semangat merencanakan strategi yang lebih cermat lagi. Meskipun emosinya naik turun di tengah pertempuran yang dilakukan tetapi keinginan untuk melihat Bambang jatuh menjadi obsesi yang tidak terbendung.

Obsesi Dharma untuk melakukan balas dendam kepada Bambang telah mengubahnya secara perlahan-lahan. Ketika Dharma sedang sibuk-sibuknya melakukan pekerjaanya selalu tidak bisa fokus kerena selalu teralihkan akan cara menjatuhkan mantan sahabatnya. Saking mengambil fokus Dharma sangat banyak membuat kehidupannya tidak berjalan dengan baik. Hal tersebut karena pikirannya selalu secara terus menerus melayang-layang pada rencana untuk balas dendam yang mau dijalankan.

Dampak dari ketidakkonsisten Dharma dalam mengelola bisnis yang dipimpin mulai terasa. Kinerja perusahaan yang sebelumnya sangat stabil dan berkembang kini mulai mengalami kemerosotan drastis. Beberapa keputusan yang harusnya diambil kini tidak lagi berdasarkan pertimbangan yang rasional dan kepentingan bisnis. Namun kini berbagai keputusan tersebut lebih kepada keinginan pribadi untuk melakukan balas dendam kepada Bambang. Hal tersebut membuat reputasi Dharma yang telah dibangun sangat lama sebagai seorang manajer yang handal mulai dipertanyakan di kalangan rekan bisnis dan atasannya.

Ketidakfokusan Dharma juga berdampak kurang baik pada hubungan dengan kolega dan bawahannya. Dharma mulai menunjukan sikap yang kurang profesional dan bahkan terkadang agresif dalam menanggapi masalah sehari-hari di kantor. Situasi tersebut membuat kondisi psikologis Dharma mulai buruk. Meskipun Dharma mulai mencoba untuk tetap mempertahankan kesan akan kehidupannya kembali normal. Namun dalam hatinya Dharma tau bahwa obsesi yang muncul karena dendam telah mengarahkan pada jalur yang tidak sehat dan merugikan banyak orang termasuk dirinya sendiri.

Dari: https://pixabay.com/id/photos/pertemuan-brainstorming-bisnis-594091/
Dari: https://pixabay.com/id/photos/pertemuan-brainstorming-bisnis-594091/

Suatu malam akhirnya Dharma duduk sendirian di balok apartemen yang merupakan tempat tinggalnya. Pada akhirnya Dharma merenungkan semua hal yang terjadi pada kehidupannya. Kini Dharma mulai menyadari bahwa melakukan balas dendam tidak pernah membawa kedamaian dalam kehidupannya. Perubahan kehidupan pada Dharma mulai memahami bahwa melakukan balas dendam hanya akan memperparah siklus penderitaan baik bagi dirinya maupun orang lain disekitarnya.

Dengan hati yang sangat berat bagi Dharma untuk memutuskan untuk mengakhiri siklus dendam tersebut. Ia kini mulai meminta maaf dalam hatinya kepada Bambang meskipun Dharma tau Bambang pastinya tidak akan tau akan apa yang telah dilakukannya. Dharma kini lebih memilih untuk fokus kepada dirinya untuk membangun kehidupan yang lebih baik tanpa adanya balas dendam didalamnya.

Melepaskan dendam yang selalu dibawah Dharma kini membawa manfaat yang sangat banyak. Pertama berupa kebebasan psikologis dan emosional untuk melanjutkan hidupnya tanpa adanya beban masa lalu yang sangat pahit. Dengan menghilangkan beban dedam membuat Dharma dapat memusatkan energinya pada hal-hal yang lebih produktif seperti mengembangkan diri, memperbaiki kualitas hubungan interpersonal, dan meningkatkan kinerja profesional tanpa terganggu emosi negatif. Kedua berupa melepaskan dendam juga membuka jalan bagi pertumbuhan pribadi dan spiritual. Dharma dapat mengalami kedamaian batin yang sejati dengan memilih untuk melakukan pemanfaatan dalam menyelesaikan konflik secara damai. Hasilnya mampu menciptakan pondasi yang lebih stabil untuk kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidupnya.

Secara keseluruhan dengan melepaskan dendam membuat Dharma mampu menemukan kebebasan dan kedamian yang sejati dalam menjalani kehidupannya. Pengalaman pribadi dari Dharma mengajarkan bahwa memanfaatkan dan mengakhiri konflik secara damai jauh lebih bermakna dibandingkan mempertahankan perasaan dendam yang hanya akan memakan dirinya sendiri. Maka barang siapa pun yang membaca cerita diatas menjadi pengingat akan pentingnya untuk menjaga hati dan pikiran dari beban masa lalu yang menyakitkan sebagai kunci untuk hidup yang bahagia dan bermakna. Melepaskan dendam harus digaris bawahi bukanlah tanda dari sebuah kelemahan tetapi justri tindakan yang paling kuat dan bijaksana dilakukan seseorang untuk membangun masa depan yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun