Mohon tunggu...
Nurhawati
Nurhawati Mohon Tunggu... Administrasi - -

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perjalanan Dharma Menuju Kedamaian dan Kebahagiaan di Tengah Kota Jakarta yang Sibuk

30 Juni 2024   17:06 Diperbarui: 30 Juni 2024   17:21 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari: https://pixabay.com/id/photos/pertemuan-brainstorming-bisnis-594091/

Dampak dari ketidakkonsisten Dharma dalam mengelola bisnis yang dipimpin mulai terasa. Kinerja perusahaan yang sebelumnya sangat stabil dan berkembang kini mulai mengalami kemerosotan drastis. Beberapa keputusan yang harusnya diambil kini tidak lagi berdasarkan pertimbangan yang rasional dan kepentingan bisnis. Namun kini berbagai keputusan tersebut lebih kepada keinginan pribadi untuk melakukan balas dendam kepada Bambang. Hal tersebut membuat reputasi Dharma yang telah dibangun sangat lama sebagai seorang manajer yang handal mulai dipertanyakan di kalangan rekan bisnis dan atasannya.

Ketidakfokusan Dharma juga berdampak kurang baik pada hubungan dengan kolega dan bawahannya. Dharma mulai menunjukan sikap yang kurang profesional dan bahkan terkadang agresif dalam menanggapi masalah sehari-hari di kantor. Situasi tersebut membuat kondisi psikologis Dharma mulai buruk. Meskipun Dharma mulai mencoba untuk tetap mempertahankan kesan akan kehidupannya kembali normal. Namun dalam hatinya Dharma tau bahwa obsesi yang muncul karena dendam telah mengarahkan pada jalur yang tidak sehat dan merugikan banyak orang termasuk dirinya sendiri.

Dari: https://pixabay.com/id/photos/pertemuan-brainstorming-bisnis-594091/
Dari: https://pixabay.com/id/photos/pertemuan-brainstorming-bisnis-594091/

Suatu malam akhirnya Dharma duduk sendirian di balok apartemen yang merupakan tempat tinggalnya. Pada akhirnya Dharma merenungkan semua hal yang terjadi pada kehidupannya. Kini Dharma mulai menyadari bahwa melakukan balas dendam tidak pernah membawa kedamaian dalam kehidupannya. Perubahan kehidupan pada Dharma mulai memahami bahwa melakukan balas dendam hanya akan memperparah siklus penderitaan baik bagi dirinya maupun orang lain disekitarnya.

Dengan hati yang sangat berat bagi Dharma untuk memutuskan untuk mengakhiri siklus dendam tersebut. Ia kini mulai meminta maaf dalam hatinya kepada Bambang meskipun Dharma tau Bambang pastinya tidak akan tau akan apa yang telah dilakukannya. Dharma kini lebih memilih untuk fokus kepada dirinya untuk membangun kehidupan yang lebih baik tanpa adanya balas dendam didalamnya.

Melepaskan dendam yang selalu dibawah Dharma kini membawa manfaat yang sangat banyak. Pertama berupa kebebasan psikologis dan emosional untuk melanjutkan hidupnya tanpa adanya beban masa lalu yang sangat pahit. Dengan menghilangkan beban dedam membuat Dharma dapat memusatkan energinya pada hal-hal yang lebih produktif seperti mengembangkan diri, memperbaiki kualitas hubungan interpersonal, dan meningkatkan kinerja profesional tanpa terganggu emosi negatif. Kedua berupa melepaskan dendam juga membuka jalan bagi pertumbuhan pribadi dan spiritual. Dharma dapat mengalami kedamaian batin yang sejati dengan memilih untuk melakukan pemanfaatan dalam menyelesaikan konflik secara damai. Hasilnya mampu menciptakan pondasi yang lebih stabil untuk kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidupnya.

Secara keseluruhan dengan melepaskan dendam membuat Dharma mampu menemukan kebebasan dan kedamian yang sejati dalam menjalani kehidupannya. Pengalaman pribadi dari Dharma mengajarkan bahwa memanfaatkan dan mengakhiri konflik secara damai jauh lebih bermakna dibandingkan mempertahankan perasaan dendam yang hanya akan memakan dirinya sendiri. Maka barang siapa pun yang membaca cerita diatas menjadi pengingat akan pentingnya untuk menjaga hati dan pikiran dari beban masa lalu yang menyakitkan sebagai kunci untuk hidup yang bahagia dan bermakna. Melepaskan dendam harus digaris bawahi bukanlah tanda dari sebuah kelemahan tetapi justri tindakan yang paling kuat dan bijaksana dilakukan seseorang untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun