Mohon tunggu...
Nurhawati
Nurhawati Mohon Tunggu... Administrasi - -

-

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Wall-E dan Gerakan Cinta Bumi akan Membangun Masa Depan yang Hijau Bersama-sama

20 Oktober 2023   18:21 Diperbarui: 20 Oktober 2023   18:24 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com/id/photos/api-ledakan-global-globalisasi-102450/

Bumi yang sampai saat ini sebagai tempat tinggal seluruh mahluk hidup sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Keadaan tersebut karena adanya sebuah permasalahan akan perubahan iklim yang terus belangsung. Sehingga memunculkan berbagai macam fenomena alam seperti cuaca ekstrem, kekeringan, sampai bencana alam terus terjadi bahkan cukup dikatakan sering terjadi.

Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut dibutuhkan generasi mendatang yang siap melanjutkan tindakan baik yang sudah dilakukan. Dalam hal ini dibutuhkan peran orang tua dalam membentuk generasi mendatang yang cinta terhadal lingkungan. Sekian banyak cara yang efektif tersebut salah satu yang dapat dilakukan berupa menonton melalui film. Tetapi film yang ditonton haruslah mengedukasi dan menggugah hati sampai pikiran generasi mendatang. Sekian banyak contoh film salah satunya berjudul Wall-E (2008).


Wall-E merupakan film animasi yang diproduksi oleh Pixar Animation Studios. Perilisan Wall-E oleh Walt Disney Pictures tahun 2008. Film tersebut disutradarai oleh Andrew Stanton dengan latar belakang berupa masa depan. Di film tersebut digambarkan bahwa Bumi telah lama ditinggalkan oleh manusia karena sudah tercemar oleh limbah. Manusia yang masih hidup dipindahkan ke pesawat induk luar angkasa dengan nama Axiom. Sedangkan di Bumi hanya ditinggalkan robot penghancur limbah salah satunya merupakan Wall-R untuk membersihkan sisa sampah yang ada.

Saat menjalankan tugasnya sebagai robot pemungut sampah ia mulai mengalami ketertarikan terhadap kehidupan manusia. Maka saat mengumpulkan berbagai macam barang akan ditemukan banyak barang yang memiliki nilai emosional seperti maninan sampai perhiasan. Hal tersebut ia lakukan selama bertahun-tahun sambil mengembangkan kepribadian dan keingintahuan yang unik.

Ia menemukan sebuah tanaman hidup yang tumbuh di tengah-tengah sampah yang menmumpuk di sekitarnya. Adanya tanaman tersebut menunjukan harapan baru bagi Bumi untuk ditinggali kembali oleh manusia. Sehingga Wall-E menyimpannya dan bertemu dengan robot perapi bernama Eve yang dikirim ke bumi untuk mencari tanda kehidupan yang ada.


Dengan bersama-sama antara Wall-E dan Eve maka dimulailah petualangan yang seru saat berada di Axiom. Manusia di Axiom nyatanya dalam keadaan yang tidak sadar karena sudah ketergantungan pada teknologi dan kenyamanan. Untuk itu maka Wall-E dan Eva bekerja sama untuk menyadarkan manusia dan membawa kembali kehidupan di Bumi. Ingin tahu lembih lanjut atas perjalanan Wall-E dan Eva maka ayo tonton film tersebut.

Setelah selesai menonton film tersebut nyatanya bukan hanya sekedar hiburan semata tetapi lebih berbobot lagi. Hal tersebut karena dalam film tersebut banyak kritik pedas terhadap perilaku manusia dan dampak yang dihasilkan terhadap lingkungan. Dimana pada film tersebut penggambaran akan sebuah visi gelap tentang masa depan bumi yang telah dirusak akibat perilaku manusia yang serakah dan tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Digambarkan pada film tersebut bahwa manusia sudah sangat nyaman di Axiom karena dapat menuruti akan sifat konsumerisme. Akibatnya manusia kini telah berada di titik telah kehilangan atas hubungannya dengan alam. Maka ketika mengonsumsi sebuah barang untuk kebutuhan hidup akan dilakukan tanpa berpikir tentang konsekuensi lingkungan. Kondisi tersebut memunculkan gunungan sampah yang dihasilkan berada di lingkungan sekitar tempat tinggal. Penggambaran tersebut menjadi sebuah tamparan keras bagi masyarakat modern yang terus menghasilkan limbah sampai merusak lingkungan hanya untuk terpenuhinya kepuasan konsumsi tanpa memperhitungkan akibat jangka panjang.

Tidak hanya itu dalam film tersebut juga digambarkan bahwa manusia sangat tergantung oleh teknologi Axiom dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ketergantungan tersebut membuat manusia kehilangan kemampuan untuk berjalan sendiri karena sudah nyaman terhadap kursi yang membantu dalam mobilitasnya. Pemparan tersebut merupakan cerminan secara nyata terhadap masyarakat modern yang tergantung oleh teknologi. Ketergantungan tersebut menghasilkan setiap individu menjadi mengisolasi dari lingkungan sekitar. Terkadang adanya ketergantungan tersebut memunculkan perasaan ketidakpedulian terhadap lingkungan alami yang akan merusak kesimbangan ekosistem.

Padahal di film tersebut di masa lampau Bumi merupakan tempat yang subur dan indah. Tetapi kini Bumi menjadi gurun tandus akibat tindakan manusia yang sembrono. Gambaran tersebut merupakan cerminan atas ketidakpedulian manusia terhadap keberlanjutan lingkungan hidup. Padahal keberlangsungan Bumi bukan harus ditopang oleh satu generasi. Tetapi hasunya dapat menjadi tugas kolektif seluruh umat manusia. Melalui pengambaran Bumi yang hancur tersebut pihak pembuat film tersebut mau mengingatkan tentang urgensi untuk bertindak sebelum terlambat dalam menjaga keberlanjutan planet ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun