Di tengah-tengah kehidupan yang ramai pada kota besar hiduplah dua sahabat yang sangat dekat bernama Adam dan Sarah. Bisa dikatakan bahwa kedua orang tersebut merupakan kolega sekaligus teman baik di sebuah perusahaan nasional yang bergerak di bidang teknologi. Belum lagi hubungan persahabatan yang terjalin bukan hanya sebatas pada wilayah kantor semata tetapi lebih dari itu. Mereka terkadang juga menghabiskan banyak sekali waktu secara bersama-sama di luar jam kerja. Kegiatan yang dilakukan ada banyak sekali dari mulai menjelajahi tempat baru sampai berbagi cerita kehidupan.
Tetapi suatu hari pada perusahaan tempat mereka berkerja mengalamai restrukturisasi secara besar-besaran. Akibatnya kondisi tersebut dirasakan pula oleh Adam dan Sarah yang dipindahkan ke divisi kerja yang berbeda dengan lokasi yang terpisah. Untuk Adam bekerja di kantor pusat perusahaan yang lokasinya di kota metropolitan sedangkan Sarah dipindahkan ke cabang perusahaan yang berada di kota kecil yang jauh dari pusat keramaian.
Mengetahui kabar pemindahaan tersebut membuat suasana hati Adam dan Sarah berkecambuk. Pada hari itu mereka berdua duduk secara bersama-sama di kantin perusahaan dengan tampak yang kebinggungan dan balut kekecewaan. Walaupun demikian Adamlah yang membuka percakapan pada suasana tersebut dengan berkata "Ini sulit dipercaya, Sarah" lanjut Adam "Kita sudah bersama-sama dengan begituh banyak perjalanan dilewati tapi kini kita harus berpisah begituh jauh".
Sarah menanggapi dengan senyuman tipis dibarengi akan mata yang berkaca-kaca. "Aku tahu, Adam" lanjut Sarah "Persahabatan kita bagi ku merupakan terpenting dalam kehidupan ku, tapi mungkin saat inilah ujian terbesar persahabatan kita". Mulai mengeluarkan air mata dan lanjut berkata-kata "Siapa tau kini merupakan kesempatan bagi kita untuk bertumbuh dan berkembang di tempat baru".
Sepanjang percakapan kedua pihak saling menyemangati baik itu Sarah maupun Adam. Walaupun keduanya pastinya sudah dibalut oleh perasaan kerinduan yang akan mendalam akan kebersamaan yang telah terjalin. Belum lagi pada beberapa waktu terakhir tersebut kedunya telah bersama-sama mengelilingi kota tersebut sangatlah indah sebagai kenangan bagi mereka. Pada saat itulah mereka banyak foto dan video sebagai kenangan sebagai pengingat momen tersebut. Walaupun perjalanan keliling kota tersebut memiliki tujuan untuk perjalanan bisnis dan acara perusahaan tetapi mereka tetap membungkus dengan banyak hal-hal menarik didalamnya sehingga terlihat seperti liburan saja.
Nyatanya pemindahan yang dilakukan tersebut nyatanya lebih cepat dari pada dugaan mereka berdua. Maka di saat akhir-akhir mereka berada di kantor lama suasana hati mereka sangatlah campur aduk. Sarah tiba-tiba saja menggenggam tangan Adam begituh erat sambil mencoba menahan air mata agar tidak mengalir dengan deras. Sarah memulai percakapan "Akankah hubungan persabahatan ini tetap terjalin walaupun terpisah sangat jauh" tanyanya dengan suara yang kecil sambil gemetar.
Adam hanya menganggu sambil mencoba tersenyum walaupun matanya berkaca-kaca. "Tentu saja, Sarah" jawab Adam "Persahabatan kita tidak akan pernah terputus walaupun jarak menjadi penghalang dan kita akan saling mendukung walaupun berada di tempat berbeda".
Akhirnya mereka berpelukan dan berjalani untuk selalu berhubungan walaupun akhirnya harus berpisah lokasi kantor. Adam meninggalkan kantornya sekarang dengan perasaan yang sangat kosong di dada. Sedangkan Sarah sangat merasa kehilangan sahabatnya tetapi tetap merasa bertekad untuk menghadapi tantangan baru yang akan menunggunya di kota kecil tempat barunya.
Hari-hari pun berlalu dengan jarak geografis mulai perbedaan dalam hubungan yang terjalin. Diawal-awal mereka berdua selalu berusaha untuk menjaga komunikasi melalui berbagai hal seperti panggilan telepon sampai pesan singkat. Tetapi lama kelamaan kehidupan yang sibuk membuat mereka tidak memiliki waktu untuk berkomunikasi jikapun ada keduanya tidak memiliki waktu yang kosong secara bersamaan. Maka setiap kali mereka bertukar pesan atau panggilan singkat terkadang tidak dapat terbalas dengan cepat pula sehingga menimbulkan rasa sakit yang mendalam di kedua hati mereka.
Suatu hari Sarah mengirim pesan singkat kepada Adam "Aku merindukan mu, Adam". Adampun kemudian merespon pesan singkat tersebut dengan cepat "Akupun merindukan mu, Sarah". Kemudian Adam melanjutkan pesan "Harus diakui kini hidup ku terasa sangat hampa, tetapi aku percaya persahabatan kita saat ini menjadi lebih kuat walaupun terhalang oleh jarak".
Namun meskipun mereka selalu mencoba untuk mempertahankan hubungan persahabatan mereka tetapi adanya waktu dan jarak terus menggerogoti ikatan yang telah terjalin. Sarah semakin sibuk dengan tugas barunya di kota kecil sedangkan Adam terus diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan di kota metropolitan. Sehingga keduanya menjadi semakin jarang sekali melakukan komunikasi walaupun hanya pesan singkat jikapun sempat jawaban yang diberikan cukup lama.
Kini hari ulang tahun Adam tiba. Di hari tersebut ponselnya terus saja berdering tanpa henti. Tetapi pesan tersebut bukanlah dari sahabatnya bernama Sarah. Maka akibat perasaan kesepian dan kehilangan yang merayap masuk ke hatinya Adampun mengirim pesan kepada Sarah "aku merindukanmu lebih dari yang bisa aku ungkapkan. Aku berharap kita masih bisa menyimpan kenangan indah ini dalam hati kita meskipun kita berada di tempat yang berbeda." Sembil terseduh-seduh Adam melanjutkan isi pesannya "Aku berterima kasih karena telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupku. Selamat tinggal, sahabatku."
Meskipun pesan Adam telah terkirim ke Sarah tetapi balasan tidak diberikan. Tentunya rasa sakit sudah pasti dirasakan oleh Adam sedalam-dalamnya.Kini ia seolah-olah telah kehilangan bagian penting dari dalam dirinya. Pada kesunyian malam tersebut ia mulai kembali mengingat ingat akan kenangan indah bersama Sarah atas beberapa hal seperti tawa, cerita, dan mimpi-mimpi yang pernah mereka bagi secara bersama-sama.
Dalam beberapa bulan kemudian akhirnya Adam menerima berita yang sangat mengguncang hatinya. Berita tersebut berupa Sarah telah meninggal dunia karena kecelakaan tragis di kota kecil tersebut. Hati Adam sudah pasti hancur berkeping-keping dibarengi rasa menyesal karena tidak bisa memberikan waktu dan perhatian lebih banyak kepada Sarah sebelum berita itu datang kepadanya.
Adampun mulai merening dalam kesedihan yang sangat mendalam. Kini dalam keheningan malam tersebut ia menulis surat terbuka kepada Sarah. Rangkaian katapun tersusun sangat indah yang memaparkan akan rasa penyesalannya tetapi rasa cinta dan terima kasih atas sahabatnya tersebut. Tidak lupa dalam surat tersebut ia juga berjanji dalam setiap harinya untuk menjadikan setiap harinya yang ia jalani sebagai bentuk penghormatan terhadap Sarah dan tidak akan pernah lupa akan berbagai pelajaran berharga yang ia dapatkan dari persahabatan yang sudah terjalin sangat erat bagi Adam.
Maka sejak itu Adam kini mulai memutuskan disela-sela waktunya untuk melakukan pengabdian untuk mendukung organisasi amal yang membantu orang-orang membutuhkan. Hal tersebut dialkukan sebagai cara untuk menghormati akan semangat dan kebaikan hati Sarah sabatnya. Meskipun mereka sudah terpisah oleh jarak dan waktu tetapi Adam dan Sarah selalu merasa ada disisinya tanpa berpisah sambil memberikan perasaan keberanian dan insipirasi agar melakukan kebaikan dalam menjalani kehidupannya.
Maka cerita tentang Adam dan Sarah ini dapat menjadi sebuah pelajaran bagi banyak orang untuk pentingnya menjaga sebuah hubungan dengan seseorang yang kita cintai dan selalu menghargai setiap momen yang ada. Meskipun saat ini baik Adam dan Sarah sudah terpisah oleh jarak dan waktu tetapi persahabatan yang terjalin pada diri mereka akan tetap hidup di hati orang-orang yang mengenal mereka sambil memberikan makna sejati dari sebuah kebersamaan, cinta, dan pengorbanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H