Saat itulah para anak-anak sadar bahwa perahu rakit yang direncanakan akan sangat kokoh nyatanya malah terbalik begituh rapuh. Sehingga petualangan yang indah harus tenggelam dibarengi akan tenggelamnya perahu yang telah dibuat. Tetapi tawa riang tetap muncul diantara para anak-anak seperti penulis. Maka kami semua harus berenang kembali ke tepi sungai dengan wajah yang bersemu merah karena kegirangan walaupun tidak sesuai ekspektasi. Walaupun harus kehilangan perahu rakit yang dibuat secara mandiri tetapi para anak-anak mendapatkan kenangan yang tidak akan mudah terhapuskan oleh zaman didalam memori setiap anak.
Sehingga saat penulis yang sudah dewasa sedang duduk di tepi sungai tersebut seketika tersenyum akan mengenang momen tersebut. Meskipun waktu telah berlalu dan anak-anak dahulu yang bermain sudah dewasa bahkan memiliki anak. Tetapi kini kenangan tersebut tetap hidup didalam pikiran dan hati para anak-anak saat itu. Maka adanya momen seperti itu adalah yang membuat hidup begitu berwarna dan berarti. Penulis merasa beruntung telah memiliki kesempatan untuk merasakan kegembiraan dan kebebasan saat bermain di sungai dan kenangan itu akan selalu membawa senyuman di setiap langkah hidup penulis kini saat melihat sungai yang indah dan bersih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H