Mohon tunggu...
Nurhawati
Nurhawati Mohon Tunggu... Administrasi - -

-

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Belajar dari Jepang untuk Mengeluarkan Potensi Film Animasi Indonesia

1 April 2023   20:23 Diperbarui: 1 April 2023   20:28 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skema Pembiayaan Film Animasi (Sumber: https://pixabay.com/id/photos/kamera-fotografi-potret-film-3244872/)


Industri film animasi Indonesia pada dasarnya memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang lebih besar lagi. Bahkan tidak menutup kemungkinan industri film tersebut menjadi pemain besar seperti Jepang sebagai penyumbang film aimasi dengan pasar global. Ya, memang harus diakui sampai saat ini industri animasi dipegang oleh Jepang dengan banyak sekali film yang dihasilkan. Saking banyak dan populer membuat banyak sekali dikenang oleh masyarakat Indonesia seperti Naruto, One Piece, dan masih banyak lagi. Maka dari untuk menjadi pemain dalam menghasilkan film animasi dengan pasar dunia maka Indonesia harus belajar dari Jepang. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan pihak pekerja industri film animasi di Indonesia agar dapat menjadi besar seperti Jepang yaitu:

Pertama kualitas konten dan cerita. Sudah dipastikan bahwa film animasi Jepang begituh sukses di pasar global. Lihat saja atas film animasi berjudul Attack on Titan yang alur ceritanya sangatlah komples. Atas hal tersebut maka tidak usah heran film animasi sampai komiknya sangat ditunggu oleh masyarakat dunia yang ingin mengetahui alur ceritanya sampai akhir.

Kedua selalu konsisten dalam produksi film. Ketika sudah sukses dengan satu film animasi pihak produksi film tersebut tidak langsung saja besantai menikmati kesuksesan. Tetapi ketika itu langsung saja membuat rencana produk film animasi lainnya. Maka tidak usah heran ketika sudah satu film animasi Jepang populer di global langsung di musim berikutnya ada lagi film animasi yang siap melanjuti kepopuleran film sebelumnya.

Ketiga melakukan inovasi film yang dihasilkan dengan teknologi dalam pembuatannya. Kita dapat melihat dari tahun ke tahun film animasi Jepang mengalami perubahan yang sangat besar. Hal tersebut dapat terlihat dari setiap episode yang berubah ke arah yang lebih baik. Bahkan sekarang film animasi yang biasa tayang setiap minggunya memiliki kualitas setara dengan film movie. Saking berkembangnya setiap gerakan sampai warna yang dihasilkan membuat penonton ingin selalu melihatnya berulang kali karena memanjakan mata ketika melihatnya.

Walaupun pihak produksi film animasi Indonesia masih harus belajar dan memperbaiki dalam berbagai hal tetapi berbicara potensi sangatlah besar. Salah satu potensi yaitu karena Indonesia memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia. Dengan kondisi tersebut akan membuat sebuah film animasi dengan hasil akhir yang baik dapat dengan mudah ditonton oleh banyak orang. Bahkan sebuah film dengan sedikit saja viral dapat mengundang banyak orang untuk berbondong-bondong menonton film animasi yang dihasilkan.


Berbicara film animasi Indonesia memang ada banyak sekali yang telah diproduksi dan ditayangkan salah satunya berjudul Battle of Surabaya. Film tersebut merupakan film animasi yang dirilis tahun 2015. Dimana cerita yang diangkat dalam film tersebut mengenai pertempuran di Surabaya tahun 1945 yang mana saat itu tentara dan rakyat Indonesia melakukan perlawanan terhadap tentara Inggris dan Hindia Belanda yang datang.

Film Battle of Surabaya merupakan sebuah film yang diproduksi oleh perusahaan film Indonesia. Perusahaan tersebut didirikan oleh dua orang yang bernama Ari Syarif dan M Suyanto. Untuk proses pembuatan dari film tersebut membutuhkan waktu empat tahun. Tidak hanya itu film tersebut juga melibatkan lebih dari 150 animator dengan 15 musisi dalam pembuatannya. Teknologi yang digunakan dalam proses pembuatan masih menggunakan 2D tradisional dengan dilengkapi dibeberapa elemen 3D. Untuk menghasilkan alur cerita yang sesuai dengan sejarah maka dilakukan riset yang sangat ekstensif agar film tersebut mengambarkan secara akurat sehingga membawa para penonton ke suasana pada saat peristiwa tersebut.

Atas dedikasi dan karya film berjudul Battle of Surabaya tersebut mendapatkan banyak sekali pujuan dari para kritikus film. Dibeberapa kali kesempatan atas penghargaan secara internasional berhasil didapatkan. Salah satu penghargaan tersebut seperti Best Animated Feature di Accolade Global Film Competition, Best Animation di International Film Festival for Peace, Inspiration, and Equality, dan Best Sound Design di Los Angeles Animation Festival. Kemenangan atas film animasi yang di produksi oleh Indonesia menandakan bahwa film animasi Indonesia memiliki kualitas yang tidak main-main dan tidak bisa dipandang sebelah mata.


Berbicara tidak hanya didominasi oleh film Battle of Surabaya saja masih banyak film animasi lainnya salah satunya Si Juki The Movie: Panitia Hari Akhir. Film tersebut di produksi dan disebarkan untuk di tonton pada tahun 2017. Bisa dikatakan film animasi tersebut cukup menarik perhatikan masyarakat atau biasa disebut dengan nama viral bagi kalangan anak muda. Film tersebut mengisahkan tentang Si Juki yang menjadi ketua panitia hari akhir dan menghadapi berbagai macam tantangan.

Dengan dua contoh film animasi Indonesia tersebut menandakan bahwa pihak pekerja di film industri film memiliki kemampuan dalam menghasilakan film animasi lokal. Walaupun demikian terkadang hal yang menjadi bayangan hitam didalam menghasilkan film lokal khususnya film animasi. Dimana bayangan hitam tersebut yaitu akan sebuah slogan cinta produk lokal.

Perlu digaris bawahi terlebih dahulu bahwa slogan tersebut tidak ada salahnya tetapi terkadang menjadi sebuah perlindungan bagi oknum. Dimana perlindungan tersebut yaitu ketidak maksimalan dalam memproduksi film animasi. Sehingga terkadang film yang dihasilkan kurang bagus tetapi memaksa masyarakat untuk menonton film tersebut agar mendapatkan keuntungan dari film yang dibuat bagi pihak produksi. Jika hal tersebut terus dilakukan oleh oknum pembuat film animasi di Indonesia akan memberikan dampak. Dimana dalam jangka panjang akan membuat masyarakat akan menjadi tidak mau lagi menonton film animasi yang diproduksi secara lokal. Apabila hal tersebut dilakukan maka akan membuat film animasi asing membanjiri di masyarakat Indonesia dan mematikan pihak produksi film animasi lokal.

Agar menghindari akan hal tersebut tentunya dibutuhkan sebuah solusi. Pastinya akan ada banyak sekali solusi yang dapat dilakukan tetapi salah satu yang cukup efektif melalui skema pembiayaan. Dimana ada banyak sekali skema pembiayaan antara lain pembiayaan pihak swasta, asing, sampai crowdfunding. Dana tersebut tentunya digunakan untuk dapat meningkatkan produksi dalam pembuatan film. Spesifik lagi dana tersebut digunakan untuk pembelian teknologi penghasilan film animasi terbaik sampai merekrut sumber daya manusia. Dengan hal tersebut maka waktu pembuatan film animasi yang biasanya membutuhkan waktu lama menjadi lebih sesingkat-singkatnya. Tidak hanya dari sisi waktu yang menjadi singkat tetapi adanya pembelian teknologi tersebut dapat menghasilkan film animasi lokal yang dapat bersaing secara global sehingga pasar menjadi lebih besar lagi.

Walaupun sudah melakukan beberapa hal seperti yang dipaparkan diatas tetapi nyatanya terkadang masih belum maksimal. Maka dari itu disini dibutuhkan dua pihak lainnya yaitu pemerintah dan masyarakat. Dua pihak tersebut memiliki peran masing-masing tetapi saling berhubungan satu sama lain. Untuk peran dari pihak pemerintah yaitu membuat sebuah aturan dari hulu ke hilir dengan sangat jelas mengenai film animasi lokal. Sedangkan pihak masyarakat memiliki peran untuk mendukung. Bentuk dukungan yang dapat dilakukan oleh masyarakat yaitu dengan cara menonton film animasi lokal tersebut. Ketika semua hal tersebut saling bekerja sama maka memiliki peluang akan terjadi perubahan dalam bidang industri film animasi lokal. Secara akhir dari hal tersebut yaitu film animasi lokal dapat bersaing dengan film animasi Jepang yang sampai saat ini mendominasi pasar global.

Apabila sudah maju industri film animasi lokal maka dapat memberikan berbagai macam dampak lainnya salah satu yaitu ekonomi. Sehingga secara tidak langsung akan menyerap tenaga kerja lokal lebih banyak yang dapat pula menekan akan dampak negatif dari pengangguran yang ada di masyarakat. Jadi ayo kita sebagai masyarakat Indonesia untuk mendukung film animasi lokal buatan masyarakat Indonesia dengan menonton.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi anda para pembaca. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun