Mohon tunggu...
Bung Syam
Bung Syam Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hidup adalah kenyataan, terima kenyataan, dan hadapi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Suara Hati

30 September 2016   07:43 Diperbarui: 30 September 2016   07:55 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketulusan hati sanggup melewati kelembutan sang bunda saat membelai sang putra perdana

Kemurnian hati sejernih air pegunungan sanggup menghilangkan dahaga sang putri raja

Keceriaan hati terang benderang bagai sang surya menerangi buana pagi nan sejuk

Keriangan dihati menentramkan hati para pendosa yang sekarat mengharap rahmat

Suara hati yang suci dari debu kedengkian dan keirian mendamaikan perselisihan antar kawan

Kata hati bukan untaian kata yang menyakitkan dan meresahkan

Kata hati sebagai tanda tlah munculnya pelita dalam kegelapan yang menyesakkan dada

Kata hati tidak membutuhkan pembelaan dan pengakuan, Karena kata hati hanya berucap demi kebaikan

Kata hati hanya membutuhkan keyakinan dan kepercayaan

Kata hati benci pada permusuhan

Kata hati tidak menyukai perdebatan

Kata hati tidak senang pada keraguan

Kata hati butuh kepastian tekad dan langkah tuk dibuktikan

Kata hati tidak mampu menyalahkan dan membenci perbedaan

Kelembutan dan kehalusan suara hati sungguh teramat sulit tuk diperdengarkan

Itulah kenapa kata hati jarang yang memperhatikan dan menghiraukan

Karena kata hati hanya suka kesejukan dan kedamaian

Karena kata hati hanya suka kerukunan dan kesentosaan

Karena kata hati hanya suka kebersamaan dan kekeluargaan

Karena kata hati hanya suka kebaikan dan kemajuan

Karena kata hati hanya suka keceriaan dan kesenangan

Karena kata hati hanya suka kesabaran dan keikhlasan

Karena kata hati hanya suka kethaatan dan ketulusan

Karena kata hati hanya suka kedisiplinan dan kesungguhan

Karena kata hati hanya suka perjuangan dan pengorbanan

Karena kata hati hanya tertunduk pada Dzat Yang menguasai dirinya dan menguasai alam semesta

Dzat yang hanya mau bersemayam dihati orang-orang yang beriman (yakin dan tunduk hanya kepada Dia)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun