Iki yo mung sekedar otak atik matuk kalau pas silakan dipakek kalo gak silakan dibaca sambil menghisap rokok dan menyeruput kopi atawa sambil ber-muke up didepan cermin. Namanya juga cuman ocehan tulisan tanpa sample penelitian kalau pas mungkin kebetulan kalaupun salah berarti peng-amatannya yang kurang tajam he he he mohon untuk disori dan dimaklumi.
Ini masih menurut pengamatan orang ndeso yang dapat info hanya bisa lewat internet dan cerita kawan sejawat, kadang lewat televisi dunia dalam berita tayangan tvri. Hendak beli buku kalah dengan kebutuhan anak, mau beli koran kalah dengan urusan dapur, akhirnya dengan bahan seadanya dengan mengandalkan pengamatan dan insting saya mencoba mengungkap sesuatu yang mungkin bermanfaat atau bahkan mungkin menggelikan bagi yang mampir ke kompasiana untuk sekedar mencicipi suguhan dari saya ini. Ini berdasar pengamatanku sepanjang yang aku tahu dari data yang saya dapat sebagaimana telah kusebutkan di atas.
Coba perhatikan Ir. Soekarno yang biasa dipanggil dengan Bung Karno karena Beliau orang Jawa Timur seperti saya yang juga asli Jawa Timur maka kadang untuk keakraban dipanggilnya Bung. Ini bicara urusan pemikiran sikap dan gaya bicara sesuai menu yang saya suguhkan di atas, orang yang konsisten dengan prinsip dan pemikirannya walaupun diserang dari berbagai media baik dari dalam atawa media luar beliau tidak beringsut dari pemikirannya. Dan orang yang teguh dan kukuh dengan sikap-sikapnya walapun kawan dan lawan tidak henti-henti mengkritik dan mencoba menentang serta akhirnya ada yang melawan Beliau tetap konsis dengan gaya dan sikap Beliau. Kemudian perhatikan gaya bicaranya walaupun ditodong senapan dan rudal Beliau tetap keras dan tegas dalam berbicara tidak pernah mengendurkan suaranya terutama bila sudah menyangkut masalah-masalah prinsip dalam hal mempertahankan kedaulatan Bangsa dan Negara.
Kemudian berganti dengan Soeharto dia juga konsisten dengan pemikiran-pemikirannya, sikap-sikapnya, dan begitu juga gaya bicaranya. Lalu perhatikan juga BJ Habibie Beliapun juga demikian tetap konsisten dengan stylenya sendiri. Trus Gus Dur walaupun secara fisik kurang Beliau juga tetap konsisten dengan stylenya juga. Megawati pun demikian juga walaupun dianggap memiliki banyak kekurangan oleh orang-orang yang tidak sejalan dengannya. Setelah itu DR. Susilo Bambang Yudoyono walaupun dicerca dan dihujat dengan berbagai kritikan tetap dengan gaya dan pemikirannya sendiri. Terakhir walaupun saya kurang jelas dan kurang memahami jalan pemikirannya tapi saya amati juga tetap konsisten dengan gayanya sendiri.
Itulah sample yang semua kita bisa saksikan dan bisa menjadi bukti tentang orang-orang besar yang diakui oleh Bangsanya. Beliau-beliau ini selalu konsis dengan pemikiran, sikap, dan gaya bicaranya, itulah tanda-tanda seseorang yang berjiwa besar dan terbukti dengan kekukuhanya Beliau berpegang pada prinsip hidupnya mampu mengantarkan Beliau-beliau kepuncak jabatan duniawi menjadi penguasa tertinggi sebuah Bangsa.Â
Maka belajarlah konsisten dengan pemikiran kita (kemandirian dalam berfikir), keteguhan dalam bersikap, dan konsisten dalam gaya bicara sesuai dengan stylenya sendiri karena tidak ada orang yang plin-plan bisa menjadi pemimpin atau menjadi orang besar. Walaupun salah tetap harus konsisten dalam kemandirian berfikir, bersikap dan gaya berbicara kalau masalah kebenarannya dan kesempurnaanya berjalan seiring mengikuti sang waktu. Karena sebenarnya yang berubah itu dalam hal kualitas pemikirannya, kualitas sikapnya, dan bobot dari pembicaraannya.
Yang belum menemukan berlomba-lombalah menemukan stylenya sendiri-sendiri jangan copy paste orang lain, itu bukan tanda orang yang berjiwa besar yang mudah loyo dan berganti haluan hanya gara-gara dikritik orang dan berbelok arah gara-gara ditakuti-takuti sang anjing menggonggong. Hadapi dengan ketenangan dan kedaimaian dihati semua kritikan yang masuk, kalau baik dan cocok ambil gak cocok ya masukkan kantong sampah dah beres, itulah prinsip orang yang merdeka sejati, karena yang merasakan perjalanan hidup kita hingga dapat kesimpulan tentang pemikiran kita ya tentu kita sendiri bukan orang lain. Kita memang perlu dan butuh masukan tapi kita jangan sampai didekte oleh pemikiran orang lain, kita punya pemikiran sendiri bagaimana yang terbaik dan yang paling tepat buat kita. Itulah prinsip manusia yang merdeka sejati merdeka dalam pemikiran, merdeka dalam sikap, dan merdeka dalam gaya bicara.
Emangnya aku tadi ngomong apa … kok jadi ngelantur kemana-mana mohon ma’af sekian dulu, saya mau lanjutin acara sama istriku yang sudah menunggu disampingku salam ….
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI