Mohon tunggu...
Bung Syam
Bung Syam Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hidup adalah kenyataan, terima kenyataan, dan hadapi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bertanyalah pada Ahlinya

15 Januari 2016   01:51 Diperbarui: 15 Januari 2016   02:33 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sifat manusia yang mudah terpesona, itu juga kelemahan utama manusia

Pandangan mata menjadi rabun bahkan buta akibat terpesona

Hatipun terbuai tak berdaya begitu pendengaran ini terpesona

Mulutpun terasa terkunci tuk menyatakan sebuah kebenaran

Terpesona menjadikan manusia lupa bertanya pada ahlinya

Kulit dia kira itu isi, baru melihat sampul dia merasa sudah menguasai

Itulah akibat dari terpesona menjadikan manusia lupa mengenali isi dan jatidiri

 

Karena pesona penampilan dan gayamu yang mempesona mataku

Menjadikan hati dan fikiranku terjebak ke dalam permainanmu

Mengacaukan system jaringan saraf berfikir sehatku

Menjadikanku kehilangan kemerdekaan hidupku

 

Karena untaian kata yang keluar dari mulutmu telah mempesona pendengaranku

Telah berhasil menghancurkan keteguhan hati dan fikiranku

Menjadikanku meniadakan segala persyaratan dan pedoman yang seharusnya kukedepankan

Menjadikanku terbuai dan terlena hingga melupakan tanggungjawab dan kuwajibanku

Menjadikanku melupakan keterbasanku

Dan menjadikanku kehilangan kewaspadaanku

 

Sudah tahu badut ditanya hakekat kehidupan

Sudah tahu guru ngaji ditanya bagaimana berjaya dalam masalah pekerjaan

Sudah tahu dukun ramal ditanya persoalan kehidupan

Sudah tahu tukang sayur ditanya bagaimana cara memilih seorang yang layak jadi presiden

Sudah tahu pakar konstruksi ditanya bagaimana cara mengatasi kekurangan pangan

Bertanya masalah mesin pada seorang pembalap siapa yang salah

Bertanya bagaimana cara membalap kepada ahli mesin siapa yang salah

Bertanya bagaimana agar Negara bisa maju dan Berjaya kepada tukang ramal siapa yang salah

 

Maka bertanyalah pada ahlinya agar tidak sesat jalan dan buta pandangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun