Ata Serani
Â
Berakhirlah seluruh keangkuhan itu
Runtuhlah semua kepongahan itu
Pupuslah segala kesombongan itu.
Yang tersisa hanya air mata
dan sebuah tanya: apa dosa saya?
Kalau dinding tembok bisa bicara, tanyakan;
berapa hati yang tersayat mendengar cibiranmu?
Kalau dinding lift bisa berbisik, tanyakan;
berapa jiwa yang terluka dihunjam kata-katamu?
Berdirilah di depan cermin, tanyakan
berapa kuman sudah kau sebarkan lewat buih ludahmu?
Ingatlah,
saat itu pasti tiba
ketika kau hanya mendengar suaramu sendiri
ketika kau bicara seolah kepada jongosmu
ketika kau membentak seperti kepada budakmu
semua sudah terjadi
hidup perlu ditata kembali
laku patut dipelajari lagi
ketika tiada atribusi
Dulu kau bertachta nun di singgasana,
tak tergapai,
bergelimang puja puji
melangkah di atas permadani
sebuah simbol betapa jauhnya kau dari aku
kau mesti singgah di sini
lebih banyak belajar tentang arti hati
agar tidak lagi main api
agar tidak lagi terhempas badai
Jangan berkecil hati
kau mesti singgah di sini
supaya lebih kenal rumah kita
supaya lebih kenal penghuninya
supaya lebih kenal adab kesantunan
supaya paham arti kekitaan.*
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H