Mohon tunggu...
Ata Serani
Ata Serani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Surat Terbuka kepada Pimpinan KPK

8 Januari 2016   21:09 Diperbarui: 8 Januari 2016   21:09 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Yth Pimpinan KPK

Di Jakarta.

 

PERTAMA-tama, dari ujung Nusantara ini sebagai salah satu anak bangsa, saya menghaturkan selamat bekerja kepada Anda berlima pimpinan baru KPK. Anda berlima membuka tahun 2016 ini dengan semangat dan penuh optimisme.

Di awal masa jabatan Anda, KPK kini mempunyai gedung yang baru. Bapak Presiden Joko Widodo ketika meresmikan gedung baru itu menegaskan bahwa bukan hanya gedungnya yang mesti dilihat, tetapi semangat di balik gedung Merah-Putih itu. Di balik gedung itu tersimpan semangat membara pemberantasan korupsi.

Peresmian gedung baru KPK itu menjadi lebih istimewa karena dihadiri matan Presiden BJ Habibie, Susilo Bambang Yudhoyono, mantan Wapres Hamzah Haz dan sejumlah pejabat lainnya. Sungguh luar biasa.

Sebagai anak bangsa saya mencatat kehebatan KPK memberantas korupsi. Menangkap tangan pejabat yang sedang bertransaksi, memeriksa dan menetapkan tersangka para menteri, gubernur, bupati, walikota serta pejabat-pejabat dan saudagar-saudagar yang terlibat menyuap atau memberikan gratifikasi kepada penyelenggara negara.

Sudah puluhan kepala daerah yang ditangkap KPK dan saya yakin penangkapan masih akan terus berlangsung karena para kepala daerah dan pejabat negara belum juga kapok.

Yang menjadi pertanyaan saya mengapa KPK begitu berkonsentrasi di Jawa, Sumatera dan kota-kota besar lainnya? Apakah KPK beranggapan di daerah kecil dan terpencil di Nusa Tenggara Timur (NTT) sini tidak ada koruptor yang gentayangan menilap uang rakyat?

Cobalah sesekali mengarahkan sadapan Anda ke NTT, maka saya kira KPK akan menangkap banyak begundal di daerah ini. Rakyat kecil seperti kami ini sudah gerah dengan kelakuan para pejabat di daerah kami, baik di eksekutif lebih-lebih di legislatif.

Lihatlah para pejabat legislatif dengan sangat kasat mata membangun rumah mewah, sangat mencolok dibandingkan dengan warga sekitar. Bagaimana mereka secara sangat leluasa mengarahkan proyek yang dibiayai APBD untuk diperoleh adik atau keponakan mereka. Bagaimana mereka menyuruh adik, saudara menyiapkan bibit tanaman kemudian mereka berbicara di paripurna DPRD bahwa daerah perlu tanam jenis tanaman yang sudah disiapkan adik , keponakan atau saudara mereka itu. Lihai, licik dan culas sekali.

Wahai bapak-bapak pimpinan baru KPK. Anda jangan melihat bahwa nilai Rp1 miliar itu kecil jika dibandingkan dengan yang Anda tangkap di Jawa yang bernilai puluhan miliar rupiah. Lihatlah nilai-nilai itu sebagai uang rakyat kecil dan menderita. Bagaimana pun para pejabat itu memangsa uang rakyat kecil secara culas sehingga rakyat semakin miskin.

Menurut saya, jika KPK menangkap koruptor bernilai Rp1 miliar di NTT akan jauh lebih bernilai daripada menangkap koruptor di Jawa dengan nilai Rp5 miliar. Koruptor Rp1 miliar di NTT adalah mengambil uang dari kemiskinan rakyat, sedangkan di Jawa mereka mungkin mengambil dari kelebihan, walau sama-sama busuk dan korupsi uang negara.

Selama lebih dari 10 tahun usia KPK, rasanya saya belum pernah mendengar KPK menangkap tangan anggota DPRD atau kepala daerah di NTT karena diduga sedang bertransaksi gelap.

Jika komisioner KPK berjalan dari kabupaten ke kabupaten di NTT maka Anda akan terdorong untuk menerapkan ‘pembuktian terbalik’. Rumah-rumah mewah itu pasti milik anggota DPRD atau kepala dinas. Mereka tidak mempunyai pekerjaan sampingan seperti bisnis, kecuali semata gaji. Lalu pertanyaannya, berapa besar gaji mereka sehingga bisa membangun rumah semewah itu? Jawabanya sederhana, ternyata sebagian besar mempunyai perusahaan yang dikelola sanak keluarga. Anehnya, kepala daerah tidak bisa berkutik. APBD telah dikapling-kapling oleh anggota DPRD.

Ini bukan rahasia lagi. Selamat datang KPK. Kami menunggumu di sini.*

Salamku, Saudaramu

Ata Serani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun