Mohon tunggu...
Serafinus Vally Dagar
Serafinus Vally Dagar Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Biarawan Kapusin

Pergi.. Pergi. Tulis.. Tidur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membumikan Budaya Lokal di Tengah Himpitan Budaya K-Pop

20 Januari 2022   20:31 Diperbarui: 20 Januari 2022   22:46 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
K-Pop/https://matamatamusik.com/

Kurang lebih 1 dekade ini fenomena K-Pop perlahan memasuki Indonesia. Perlahan juga sebagian dari kita yang ada di Indonesia ini menjadi terpengaruh akan hadirnya budaya K-Pop. Budaya K-Pop secara bertahap menjadi 'role model' di kalangan remaja dan dewasa. Bahkan lapisan elemen masyarakat juga dikunjunginya. Dan kini,beberapa unicorn menggunakan kesempatan ini untuk pemasarannya. Sungguh luar biasa! 

Drama Series Indonesia/https://assets.promediateknologi.com
Drama Series Indonesia/https://assets.promediateknologi.com

Beralih dari peristiwa diatas, fenomena K-Pop dan drakor (drama Korea) telah 'menembus' dengan sopan kehidupan kita. Peralihan dari Drama Indonesia ke Drama Korea sangat kentara. Hal itu saya alami sendiri, kok! 

Drama Series Korea/https://s3.theasianparent.com
Drama Series Korea/https://s3.theasianparent.com

 

Sebenarnya hal itu terjadi karena keterbatasan progam atau acara TV. Lalu berlanjut dan akhirnya 'ketagihan'. Namun tak bisa dipungkiri ada beberapa drama Korea yang mengedepankan sejarah Korea dengan berbagai macam polesan dan bunga-bunga agar enak dimengerti sehingga menjadi daya tarik tersendiri. Kalau K-Pop, lebih kepada lagu-lagu yang energik dan penampilan member yang good looking yang perlahan menjadi moodbooster. 

Dikalangan beberapa biarawan-biarawati yang berusia muda, tidak menutup kemungkinan fenomena ini mereka alami. Mengidolakan member atau artis Korea dengan sewajarnya. Bukan penggemar fanatik. Setidaknya cukup tahu. Kadang fenomena ini pun berawal dari pergaulan mereka dengan anak muda yang mereka temui.

Termasuk saya yang bergaul dengan kaum muda-mudi. Saya harus menempatkan diri dan masuk sedikit ke 'dunia' mereka untuk memahami dan mengenal mereka sebagai pola pembinaan. Selain itu ,semua ini hanyalah bahan rekreasi singkat. Jadi, bukan sesuatu yang wajib. 

Perubahan-perubahan seperti ini perlu kita sikapi dengan terbuka namun harus tetap 'waspada'. Indonesia memiliki banyak sekali kekayaan budaya yang harus diwarisi oleh kaum muda. Jangan sampai budaya sendiri tidak dikenal oleh kaum milenial. Pendekatan budaya lokal harus semakin gencar dipromosikan. 

Hampir di seluruh penjuru dunia takjub dan kagum dengan budaya lokal kita. Kalau orang luar negeri bangga dengan kekayaan budaya kita, mengapa kita tidak? Maka dari itu, jadikanlah dirimu promotor budaya lokal Indonesia dan 'hiduplah' berdampingan dengan budaya K-Pop. 

Sera, OFMCap

Pace e bene. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun