Mohon tunggu...
Serafim Rosaline Marshauli
Serafim Rosaline Marshauli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

An Accounting student at Airlangga University who is enthusiastic and has the motivation to develop her potential. Aim to have a balance in academic and non-academic.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengembangan Teknologi Kedokteran untuk Transformasi Teknologi Kesehatan yang Terfokus pada Penyedia Layanan Kesehatan yang Presisi (SDG 3)

21 Juni 2024   11:50 Diperbarui: 21 Juni 2024   11:59 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi yang pastinya juga terus diperbaharui, demikian juga layanan kesehatan yang terus bergerak menuju pengobatan yang presisi. Pengobatan yang presisi atau dapat disebut dengan pengobatan yang dipersonalisasi merupakan jenis pengobatan yang menggunakan pendekatan baru, seperti wawasan genetika, lingkungan, gaya hidup, dan kemajuan teknologi untuk mendapatkan pencegahan, diagnosis, dan pengobatan yang lebih akurat, sehingga hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan lebih efektif sesuai dengan variasi kondisi setiap individu. Kedokteran presisi ini sudah banyak dilakukan oleh beberapa negara maju, seperti Amerika Serikat, Taiwan, dan Singapore. Di Amerika sendiri, penerapan kedokteran presisi ini berawal dari penelitian longitudinal “All of Us”, dimana penelitian ini membandingkan faktor demografi, psikososial, lingkungan, dan data genetik yang diperiksa pada berbagai variasi komunitas dan latar belakang etnis yang ada di Amerika Serikat. 

Pengobatan yang presisi memiliki banyak kelebihan yang menjadikannya sebuah intervensi yang banyak dilakukan di masa sekarang. Salah satu contoh praktik yang mendukung kedokteran presisi ini sendiri, yaitu pemeriksaan genetik. Genetik yang ada pada seorang individu memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Hal ini sangat memengaruhi bagaimana seorang individu merespons terhadap pengobatan yang diberikan. Pemeriksaan genetik ini nantinya dapat membantu tenaga kesehatan untuk menentukan obat yang paling tepat bagi pasien, sehingga penatalaksanaan yang diberikan menjadi lebih efektif dan efisien dengan meminimalisir efek samping yang dihasilkan oleh obat tersebut. Kedokteran yang presisi juga dikembangkan dalam penanganan isu diabetes melitus oleh American Diabetes Association (ADA) bersama European Association for the Study of Diabetes (EASD) dimana pelaksanaan kedokteran yang presisi ini dilakukan mulai dari diagnosis, terapi, pencegahan, dan prediksi perkembangan dari diabetes melitus. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya C. A., dan Muchtaridi M., beberapa obat anti-kanker tidak menunjukkan penyusutan pada sel-sel kanker, melainkan membuat mati sel-sel tubuh yang sehat. Maka dari itu, salah satu intervensi yang dapat dilakukan, yaitu terapi gen, yang merupakan jenis intervensi baru yang ampuh untuk meminimalkan masalah tersebut, dalam hal ini ampuh untuk menyusutkan ukuran tumor. 

Pelaksanaan kedokteran presisi ini juga membutuhkan pengembangan teknologi yang baik. Pengembangan teknologi ini dapat dimanfaatkan dalam memajukan infrastruktur kesehatan, seperti pengembangan laboratorium dan alat pemeriksaan genomik. Pengembangan teknologi ini juga penting untuk berkontribusi pada transformasi kesehatan yang berfokus pada pelayanan dan pelaksanaan kesehatan yang presisi. Disamping pengembangan genomika, teknologi lain seperti pemantau kesehatan berbasis AI (artificial intelligence) memberikan sumbangan dalam penyedia layanan kesehatan yang presisi. Data-data yang dikumpulkan oleh alat-alat berbasis teknologi ini nantinya dapat digunakan sebagai basis data untuk melakukan intervensi yang lebih cepat dan efektif pada individu terkait. Meski begitu, dalam pengembangan teknologi kesehatan juga penting untuk memperhatikan aksesibilitas dan kesetaraan, serta aspek privasi dan keamanan data. Pengembangan teknologi dalam bidang kesehatan ini harus bisa dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat, tidak hanya sekelompok masyarakat terpilih saja. Selain itu, dengan berkembangnya pengumpulan data kesehatan, maka tujuan utamanya tetap untuk melindungi data pribadi pasien dan memastikan data tersebut tidak disalahgunakan atau dibagikan tanpa izin ke pihak eksternal lainnya. Pelaksanaan kedokteran presisi ini juga membutuhkan kolaborasi antar profesional, upaya penjangkauan komunitas, dan koordinasi perawatan individu terkait dengan berbagai pihak, agar pelaksanaannya dapat lebih komprehensif dan dapat memberikan manfaat yang nyata untuk masyarakat luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun