Dalam perpekstif agama canda tidak dilarang selama itu tujuannya untuk membuat bahagia atau menghibur orang lain dan tetap harus memperhatikan etika. Adapun canda yang bertujuan untuk merendahkan orang lain, mengolok-ngolok  dan menghina orang lain adalah dosa. Termasuk canda soal agama, dalam agama Islam  adalah sebuah dosa besar bisa dan itu ciri sifat orang munafik atau kafir. Akibat canda yang berlebihan telah banyak berkibat buruk terhadap kehidupan sosial masyarakat bahkan sampai terjadi permusuhan.Â
Agar kita tidak terjerumus dalam canda yang berujung bencana dan nista, dan menjadikan canda sebagai sumber kebahagian dan bernilai pahala, penulis menyampaikan adab bercanda dalam perspektif Agama Islam yang diambil/bersumber dari buku Adab Bercanda Dalam Agama Islam karya Hafidz Muftisany.
Pertama,  bahwa dalam bercanda tidak diperbolehkan menggunakan atau melibatkan  nama Alloh sebagai bahan candaannya. Dalam Q.S. At-Taubah ( 65 ) Alloh telah berfirman Katakanlah, "Apakah terhadap Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?"Â
Kedua, tidak boleh kebohongan dijadikan bahan candaannya. Nabi Muhammad  dalam sebuah hadist berkata celaka orang  orang yang dalam bercandanya ada kebohongan. "Celakalah orang yang berbicara lalu mengarang cerita dusta agar orang lain tertawa. Celaka baginya, celaka baginya."Â
Ketiga, bahwa dalam bercanda tidak boleh bertujuan untuk menyakiti orang lain karena itu merupakan bentuk kezaliman yang nyata.
Keempat, bahwa dalam bercan tidak boleh berlebihan atau melampaui batas. Karena bercanda yang berlebihan akan membuat hati menjadi mati sebagaimana yang dikatan Nabi Muhammad "Janganlah engkau sering tertawa, karena sering tertawa akan mematikan hati."Â
Kelima, kita dilarang bercanda terhadap orang yang tidak suka karen hal itu akan mematik  kesalah pahaman dan menjadikan permusuhan.
Keenam, bahwa candaan tidak boleh menjadi topik utama dalam sebuah pertemuan/pembicaraan/pertemuan. Atau menjadi topik utama sebagai bahan candaan. Hal itu akan mengakibatkan hilangnya makna apa yang menjadi pokok bahasan/pembicaraan.Â
Ketujuh, bahwa dalam bercanda harus menghindari hal - hal buruk yang dilarang oleh Agama
Kedelapan, bahwa dalam bercanda harus memperhatikan etika berbahasa/berkata. kata-kata candaan harus membuat orang lain senang dan tetap merasa dihargai atau dihormati martabatnya. Dengan kata lain dalam bercanda tidak boleh menggunakan kata-kata kotor.
Kesembilah, bahwa dalam bercanda tidak ketawa yang berlebihan. Karena ketika tertawa berlebihan akan membuat dirinya lupa diri. Dalam sebuah hadist, Siti Aisyah berkata "Aku belum pernah melihat Rasulullah tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan lidahnya, namun beliau hanya tersenyum.". Â
Dengan memperhatiakn sembilan adab bercanda diatas, maka perilaku ber-Agama kita akan terjaga dengan baik. Bercanda yang ber-etika akan menjadikan sumber kebahagian dalam kehidupan sosial dan tentunya pula akan bernilai pahala.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H