Mohon tunggu...
Septyan Hadinata
Septyan Hadinata Mohon Tunggu... Lainnya - buruh

Ikhlas bersama sabar dalam mengembara di dunia

Selanjutnya

Tutup

Diary

Dahlan Iskan, Kemurtadan yang Menyadarkan

14 Oktober 2024   15:03 Diperbarui: 14 Oktober 2024   20:22 2075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ditengah ramainya perbincangan publik terhadap agenda perpindahan kepemimpinan  nasional, publik di kagetkan dengan muculnya kabar tentang KEMURTADAN seorang Dahlan Iskan mantan mentri BUMN di masa kabinet SBY. Kabar yang ramai mucul tentang Dahlan Iskan di berbagai media sosial itu menarik perhatian publik dari berbagai kalangan. Dan telah memunculkan berbagai ragam komentar dan analisa yang belum bisa dipastikan kebenarannya. Yang jelas isu tentang Dahlan Iskan menjadi konsumsi Ghibah massal nasional dinegeri ini. 

Lalu benarkah Dahlan Iskan telah MURTAD ? Sejauh ini, penulis belum mendapat informasi yang benar-benar valid termasuk pengakuan langsung dari Dahlan Iskan. Walaupun penulis sudah melihat beberapa cuplikan video viral Dahlan Iskan di beberapa Media Sosial, tapi belum bisa dipastikan kebenaran KEMURTADAN Dahlan Iskan. Apalagi ikut-ikutan menghukuminya. Sebab sepengetahuan penulis seseorang bisa di cap MURTAD adanya pengakuan langsung dari seseorang atas pindahnya keyakinan  agama sebelumnya  kepada keyakinan agama yang berbeda. Dan itu biasanya ditandai dengan sebuah prosesi ritual khusus. 

Yang menarik bagi penulis dibalik maraknya tudingan MURTAD ke Dahlan Iskan ( tanpa berpihak kepada siapapun termasuk membela Dahlan Iskan )  adalah, bahwa sebagian dari kita masih mudah mencerna mentah-mentah sebuah informasi tanpa menelusuri kebenarannya. Atau dalam Islam agama Islam adalah kurang Tabayun. Ketidak cermatan dalam melakukan Tabayun sering kali membuat kegaduhan dan menjadikan ber-GHIBAH. Yang akhirnya menimbulkan masalah besar dalam kehidupan kita. Dan ini tidak hanya menimpa orang awam, tetapi juga orang-orang yang faham tentang ilmu Agama. Dan ini menjadikan runtuhnya daya nalar kebenaran kita sebagai penganut Agama.

Dan soal apakah Dahlan Iskan MURTAD ? sebenarnya tidak perlu mendapatkan reaksi berlebihan dari kita khususnya ummat Islam. Sebab Alloh  sendiri tidak akan marah dan rugi  bila ummat-Nya   Murtad, dan tidak menjadikan Alloh berkurang kemulianNya .. Dan Alloh telah mengingatkan kita semua tidak perlu reaktif menanggapi kemurtadan seseorang apalagi sedih. Hal itu Alloh sampaikan langsung kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana tertulis dalam (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 176) yang artinya  " Dan janganlah engkau (Muhammad) dirisaukan oleh orang-orang yang dengan mudah kembali menjadi kafir, sesungguhnya sedikit pun mereka tidak merugikan Allah. Allah tidak akan memberi bagian (pahala) kepada mereka di akhirat, dan mereka akan mendapat azab yang besar."

Sikap dan sifat  kita sebagai orang ber-Agama harusnya lebih bijak dalam menyikapi kemurtadan seseorang (apalagi yang belum jelas kebenaran kemurtadan seseorang itu ). Setiap perkara pasti ada hikmahnya itu yang harus kita sadari dan harus bisa mengambil hikmah dibalik sesuatu yang terjadi. Itulah yang diajarkan Tuhan melalui agama yang kita yakini. Bukan sebaliknya disetiap masalah yang terjadi malah kita mudah menjadi marah dan menambah masalah  . 

Benar   tidaknya Dahlan Iskan telah MURTAD, jangan membuat kita kehilangan nalar kebenaran yang merupakan perilaku dalam ber-Agama. Dan harus mampu menambah kesadaran kita untuk lebih meyakini dan menjalankan ajaran kebanaran dari agama yang kita anut. Ingat tidak ada jaminan bagi kita semua akan terbebas dari KEMURTADAN. Dan KEMURTADAN akan selalu menjadi bayang-bayang Hitam dalam hidup kita. Baik buruknya kita, Iman tidak Kita, dan MURTAD tidaknya kita akan ditentukan nanti di akhir napas kita. Apakah kita Husnul Khotimah atau Su'ul khotima ? . Dan kita harus sadar pula, bahwa kadang kita banyak melakukan pelanggaran norma-nomra agama yang mendekatkan kita kepada Kemurtadan itu sendiri. 

Kita diajarkan untuk tidak terjebak dalam kesesatan termasuk mudah menghukumi orang lain kafir / Murtad tanpa bukti yang benar. Karena sikap tersebut sangat tercela, sebagai yang Nabi Muhammad katakan dalam hadistnya Bila seseorang mengkafirkan saudaranya (yang Muslim), maka pasti seseorang dari keduanya mendapatkan kekafiran itu" 

Wallohu A'lam.
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun