Mohon tunggu...
Septya Adinda
Septya Adinda Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa UIN Walisongo Semarang Prodi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

Jadilah maunisa yang bermanfaat bagi sesama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengaruh Pembangunan di Wilayah Pesisir Terhadap Perubahan Sosial

20 Juni 2019   19:56 Diperbarui: 20 Juni 2019   20:02 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki wilayah pesisir yang beraneka ragam. Negara kepulauan yang memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km termasuk negara kedua yang memiliki garis pantai terpanjang setelah Kanada. Luas wilayah laut Indonesia, termasuk dalam zona ekonomi ekslusif yang mencakup 5,8 juta kilometer persegi. (Dahuri, 2002) Dalam hal ini dapat dilihat bahwa sumber daya pesisir dan lautan Indonesia merupakan modal pembangunan yang potensial selain sumber daya alam darat. Disamping itu sumber daya wilayah pesisir Inpdonesia akan meningkatkan peranan dalam pembangunan ekonomi nasional yang akan datang.

Sumber daya wilayah pesisir akan mengalami perkembangan dengan pertumbuhan yang sangat pesat. Di wilayah pesisir terdapat sumber daya alam yang produktif baik seperti sumber pangan, tambang mineral dan energi, kawasan rekreasi atau pariwisata. Ini artinya wilayah pesisir menjadi bagian terbesar dalam kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dimasa yang akan datang. Oleh karena itu wilayah pesisir sangat berperan penting bagi kehidupan manusia.

Dengan meningkatnya pemanfaatan wilayah pesisir, hal ini dapat menyebabkan berkurangnya daya dukung jika penggunaannya tak terkendali dan terpadu. Untuk meminimalisir hal tersebut, maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pesisir. Hal ini juga tentunya akan berdampak pada masyarakat setempat. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi wilayah pesisir adalah : Pertama, pertambahan jumlah penduduk, dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk serta pesatnya kegiatan pembangunan di kawasan pesisir tentunya akan mengancam keberadaan ekosistem, laut serta pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Kedua, kegiatan-kegiatan manusia, dengan meningkatnya pertumbuhan baik pertumbuhan jumlah penduduk maka kegiatan-kegiatan pembangunan di wilayah pesisirpun akan semakin meningkat pula. Dampak dari adanya industri- industri disekitar wilayah pesisir juga akan menyebabkan berubahnya daya dukung wilayah pesisir. Ketiga, Pencemaran, pencemaran rumah tangga dan pencemaran yang dihasilkan oleh kegiatan manusia dan industri. Untuk menjaga kelangsungan ekosistem pesisir maka diperlukan pelaksanaan kegiatan dan pembangunan di daratan yang terpadu dan berkelanjutan.

Keempat, sedimentasi, pola-pola sedimentasi bergantung pada pola pergerakan air, apabila gerakan air horizontal tinggi, sediment akan tetap dalam bentuk larutan. Namun bila gerakan air perlahan sehingga tidak cukup energi untuk menjaga agar sediment tetap larut maka akan terjadi proses pengendapan bahan-bahan sediment. Selain itu energi gerakan air juga berpengaruh terhadap ukuran bahan-bahan sedimentasi yang akan diendapkan.

Kelima, Ketersediaan air bersih, air yang dikeluarkan melalui retakan yang besar dan gua-gua dan air yang keluar merupakan sumber air untuk sungai-sungai yang mengalir ke wilayah pesisir yang berperan dalam perkembangan wilayah pesisir terutama untuk perkembangan pertanian di wilayah pesisir dan sumber air minum bagi penduduk yang tinggal di wilayah pesisir.  (Kristonimala, 2009).

Berdasarkan penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa pembangunan di wilayah pesisir berpengaruh besar terhadap lingkungan yang tentunya menyebabkan perubahan sosial baik masyarakat dan lingkungan sekitar. Contoh: Kehutanan : penebangan dan konversi hutan. Pertambangan: penambangan pasir dan terumbu karang. Industri : reklamasi dan pengerukan tanah. 

Pariwisata : pembangunan infrastruktur dan pencemaran. Perkapalan dan transportasi: tumpahan minyak, air limbah padat dan kecelakaan. Pengilangan minyak dan gas : tumpahan minyak, pembongkaran bahan pencemar, konversi kawasan pesisir. Perikanan: overfishing, pencemaran pesisir, pemasaran dan distribusi, modal dan tenaga/ keahlian. Budidaya perairan : ekstensifikasi dan konversi mangrove. (Dahuri, 2002)

Dapat dilihat bahwa saat ini pembangunan terjadi dimana-dimana, terutama di daerah pesisir dan daerah terpencil yang biasanya memiliki potensi besar. Untuk itu, seperti yang kita ketahui bahwa wilayah pesisir di Indonesia sangat potensial pula untuk dikembangkan bagi tercapainya kesejahteraan umum apabila pengelolaannya dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan dengan memperhatikan faktor-faktor yang berdampak terhadap lingkungan pesisir yang tentunya juga menyebabkan perubahan sosial.

Dikutip dari :

http://ejournal.iainkendari.ac.id/al-izzah/article/view/340/326

https://media.neliti.com/media/publications/125089-ID-identifikasi-dampak-perubahan-fungsi-eko.pdf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun