Mohon tunggu...
Septriyanto Nugroho
Septriyanto Nugroho Mohon Tunggu... -

seorang mahasiswa yang baru belajar menjadi jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Infrastruktur Sekolah Negri yang Tertinggal di Daerah Moderen

13 Februari 2015   05:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:18 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pembukaan UUD 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara RepublikIndonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu setiap warga negara Indonesia tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan gender berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Pendidikan yang bermutu merupakan prasyarat adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu warga negara yang unggul secara intelektual, anggun dalam moral, kompeten dalam Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni(IPTEKS), produktif dalam karya dan memiliki komitmen yang tinggi untuk berbagai peran sosial, serta berdaya saing terhadap bangsa lain di era global.

Tapi sayangnya nasib pendidikan di Indonesia masih kurang memadai baik secara kurikulum yang berubah-ubah dan terkadang infrastruktur sekolahpun masih kurang layak bagi para siswa, Contohnya di salah satu sekolah SDN pagedangan II kabupaten tangerang yang sudah berdiri sejak tahun 1977, atapnya yang berlubang, kawat pagar sekolah yang rusak, dan lapangan upacaranyapun menjadi satu dengan tempat parkir kendaraan bermotor tetapi di tengah kekurangan ini para siswa dan guru masih semangat belajar dan mengajar

Menurut Apad Supadma, S.PD selaku kepala sekolah di SDN pagedangan II “Untuk jangka pendek kami sudah mulai Memperbaiki ruang kelas, Mengaktifkan fungsi perpustakaan secara efektif, dan Memperbaiki atap dan pagar yang rusak”

Mungkin karna faktor alam ataupun karena kualitas bahan bangunannya ketika selesai di perbaiki, tidak bertahan lama. Itu Sudah menjadi bagian warna tersendiri bagi pendidikan di Indonesia

Menurut bapak saiful kharis selaku guru SDN pagedangan II, “sebenernya saya juga cemas melihat kondisi sekolah yang seperti ini, tapi ketika saya melihat anak-anak yang semangat belajar. Rasa cemas itu tiba-tiba hilang malah saya jadi semangat untuk mengajar walau di tengah kekurangan seperti ini ”

Memang aneh rasanya, tidak jauh dari SDN pagedangan II kabupaten tangerang berdiri kokoh pabrik-pabrik industri serta mall yang sangat megah dan perumahan mewah, bagai bumi dan langit, sekolah ini terasa tidak tersentuh sedikitpun oleh perkembangan pembangunan yang sangat pesat di sekelilingnya

Menurut ibu titin selaku wali murid di SDN pagedangan II tersebut “sebenernya saya kawatir melihat atap sekolah yang rusak dan apalagi sekolahnya pas di pinggir jalan raya terus tidak ada petugas yang menaga masuk dan keluar siswanya. Tapi kalo saya kawatir terus-terusan nanti anak saya malah tidak mau sekolah. Yaa selama anak saya nyaman sekolah di sini, ya Bismillah ajah”  (SN)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun