Mohon tunggu...
septiya
septiya Mohon Tunggu... Administrasi - jarang nulis lebih sering mengkhayal

Penggemar pisang goreng ^^

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Kecanggungan Baru di Transjakarta

25 Oktober 2021   16:27 Diperbarui: 25 Oktober 2021   16:29 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keadaan semakin ke sini semakin berangsur "normal" ini bisa dirasakan ketika melihat jalanan yang semakin banyak kendaraan yang lalu lalang, hampir sama seperti sebelum pandemi. Hal itu juga saya rasakan ketika menaiki Transjakarta (tije). 

Sama halnya kendaraan pribadi yang semakin memenuhi jalanan, penumpang tije juga semakin padat. Yang dulunya ada pembatasan jumlah penumpang, sekarang ini sudah boleh 100%. 

Alhasil yang dulunya selang satu bangku diberi tanda X(silang) dikarenakan untuk jaga jarak antar penumpang sekarang tanda itu dicopot. Hal itu artinya tentu semua bangku sudh boleh diduduki. 

foto hasil sendiri
foto hasil sendiri

Hal ini sebenarnya kabar gembira untuk semua, maksud saya untuk pengguna tije. Ya bagaimana tidak gembira, biasanya bangku dibiarkan kosong sementara kita harus berdiri menahan kaki yang pegal belum lagi dengan bawaan yang tidak sedikit. 

Tangan kanan tas kerja, tangan kiri tas bekal, belum lagi kalau hujan bawa payung, belum lagi masih ada yang tenteng laptop. Banyak macam gembolan intinya. Iya sih, ini untuk kebaikan kita semua, demi pandemi ini segera berakhir. 

Namun, dikenyataannya berita gembira itu entah tidak bisa diterima oleh semua pengguna tije atau mereka masih belum mau menerima atau apalah istilahnya. 

Ada semacam hal aneh dan tidak biasa ketika tempat duduk disebelah kita diisi oleh orang lain yang nota bene kita tidak kenal. Kenapa saya melihat hal itu aneh, karena itu yang saya lihat. 

Ketika tije berhenti di halte X misal, penumpang B naik dan lebih memilih berdiri dibandingkan duduk bersebelahan dengan penumpang A, yang nota bene tempat duduk di samping penumpang itu masih kosong. Kejadian itu tidak saya temui satu atau dua kali saja.

Pikir saya, mungkin karena si B belum tahu kalau sekarang tije sudah boleh semua tempat duduk digunakan, atau mereka memang masih merasa canggung untuk duduk berdekatan dengan orang lain yang tidak kita kenal karena selama hampir 2 tahun ini kita sudah memiliki kebiasaan baru? 

Sepertinya latihannya sudah cukup, kapan-kapan dilanjut lagi, kalau tidak hujan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun