Mohon tunggu...
septiya
septiya Mohon Tunggu... Administrasi - jarang nulis lebih sering mengkhayal

Penggemar pisang goreng ^^

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi RKJ] Namanya Jie...

5 Februari 2016   09:07 Diperbarui: 5 Februari 2016   17:35 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="ilustrasi : loveinglass.wordpress.com"][/caption]Suka dengan potongan rambut sebahu, dia selalu menggerai rambutnya yang bergelombang dan lebat itu. Topi yang bermacam model selalu menutupi kepalanya di setiap harinya. Di kamarnya lebih dari selusin topi. Selain itu sneakers  menemani langkahnya kemanapun kedua kaki membawanya. “cewek tomboy” begitulah kesan pertama orang yang melihatnya. Dia adalah “Jie”.

Amir, 44 tahun, Sopir Pribadi

“Dia itu, eh..maksud saya Neng Jie. Neng Jie baik orangnya, kalau saya diminta ngantar ke mana dan harus menunggu cukup lama, saya selalu dikasih uang. Buat jajan katanya. Dia juga sopan kalau ngomong sama saya. Tapi itu dulu, kalau sekarang Neng galak banget sama saya”

Denise, 29 tahun, Karyawan Swasta

“Dia teman cewek paling asik. Kenal sama dia sejak awal kuliah. Dia adik angkatan, 2 tahun dibawah. Pernah satu kali pergi sama dia, jam 3 pagi karena lapar. Waktu itu ada acara kampus yang mau nggak mau harus ‘nginap di kampus. Dia jarang ngeluh. Beda lah sama cewek kebanyakan. Diam- diam sebenarnya pernah naksir sama dia. Sudah lama juga nggak ketemu dia, terakhir ketemu di pernikahan dia. Dua tahun yang lalu kalau nggak salah.”

Burhan, 57 tahun, Pensiunan BUMN

“Menyuruhnya untuk mengurangi sikapnya yang urakan itu sulit. Entah apa yang harus  diperbuat agar bisa berubah. Lebih feminim seperti kakaknya. Pernah memasukkannya ke kursus kecantikan, juga sekolah kepribadian. Hasilnya nol besar. Dia malah sering pulang malam. Semakin urakan. Biarlah, capek mengurus anak macam itu. Perilakunya semakin nggak jelas setelah kenal anak motor itu.”

Indriyani, 52 tahun, pemilik butik

“Dia sama sekali tidak mau memakai satu baju pun yang ada di butik ini. Padahal, ingin rasanya dia bisa meneruskan usaha ini. Satu kali, dia pulang. Sungguh kaget ketika melihat kelinci kesayangannya dulu bersimbah darah di tangan kanannya. Dia hanya bilang “Jecko nggak mau diam dari tadi, sekarang dia malah diam aja, kenapa ya?”. 

Gugun, 30 tahun, Pengusaha

“Demi dia, usaha apapun dilakukan. Agar dia kembali ceria seperti dulu. Meskipun kemungkinan itu kecil. Sedih jika melihat dia terpisah dari Aray . Hal itu terpaksa, demi keselamatan anak kami satu-satunya. Suatu saat semoga Aray mengerti keadaan ibunya. Cinta untuk dia itu tetap ada, karena dia tetap ibu dari anakku. Tak pernah ada cinta darinya, namun aku tetap ingin bersamanya. Semoga kelak kami bisa berkumpul bertiga bersama.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun