"Program ini sangat membantu kami apalagi kami setiap bulannya diminta untuk membuat infografis terkait tentang penyakit-penyakit yang kami kelola di kabupaten kudus. Selain untuk penyakit DBD juga berfungsi untuk penyakit lainnya seperti HIV, TB dan lain-lain karena bisa menggambarkan distribusi atau persebaran kasus penyakit-penyakit di kabupaten kudus." ungkap Pungky, salah satu peserta yang mengikuti pelatihan QGIS.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa UNNES berharap dapat membantu mengatasi masalah yang terjadi di Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus akibat kurangnya pengetahuan dan keterampilan staf dalam pemanfaatan teknologi informasi geografis, khususnya QGIS. Kegiatan ini diharapkan dapat mendukung keberhasilan program pencegahan penyakit menular dan meningkatkan kapasitas analisis data spasial di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus. Penyerahan advokasi berupa dokumen policy brief juga diberikan kepada Kepala Pengelola Program DBD terkait hasil pelatihan dan efektivitas program yang telah dilaksanakan, serta rekomendasi penggunaan QGIS secara berkelanjutan apabila digunakan dalam pengelolaan data kesehatan dan berbagai pemetaan jumlah kasus penyakit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H