Mohon tunggu...
Septi Sartika
Septi Sartika Mohon Tunggu... Mahasiswa - pegiat rumah baca api literasi Lamongan

Hobi saya menulis dan saya sangat tertarik pada dunia jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Integrasi Bangsa Indonesia

20 Mei 2023   21:01 Diperbarui: 20 Mei 2023   21:11 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hilman Nafis Robbani, Mahasiswa Prodi Hukum Keluarga Islam Universitas Muhammmadiyah Malang

Perbedaan Perkumpulan atau Organisasi

Indonesia menjadi negara yang hampir seluruh penduduknya memiliki identitas golongan atau organisasi tersendiri, mulai dari organisasi agama, politik, hobby, lingkungan, atau bahkan suatu organisasi dari hal yang sama disukai.

Dari sekian banyaknya golongan atau organisasi tersebut sudah menjadi hal yang tak asing apabila terdapat berita terjadi konflik antar suatu perkumpulan atau organisasi, hal tersebut didasari oleh pemikiran yang kurang matang dan ego yang tinggi karena merasa paling benar atau kuat. Sudah banyak contoh yang dapat kita ketahui dari berita atau media sosial dan kebanyakan konflik tersebut disebabkan karena terdapat perbedaan dalam sudut pandang dan dibarengi dengan ego yang tinggi.

Maka sudah menjadi kewajiban bagi para pendidik atau orang bertanggung jawab atas perkumpulan atau organisasi tersebut untuk selalu memberikan wejangan terhadap para anggotanya agar tidak berpikir pendek ketika terdapat suatu perbedaan.

Perbedaan Agama

Menurut Dr. Ali Masrur, M.Ag, salah satu permasalahan dalam komunikasi antarumat beragama saat ini khususnya di Indonesia adalah munculnya sikap malas toleransi, seperti yang dikatakan oleh P. Knitter. Sikap ini muncul dari perjumpaan tidak langsung antar agama, terutama pada topik-topik teologis yang sensitif. Jadi, orang beragama tidak mau membahas masalah akidah.

Tentu saja, tidak ada dialog yang lebih mendalam, karena kedua agama/agama yang berbeda itu saling menjaga jarak.  Setiap agama mengakui kebenaran agama lain tetapi kemudian membiarkan yang lain bertindak dengan cara yang memuaskan yang lain. Apa yang terjadi adalah pertemuan tidak langsung, bukan pertemuan yang sebenarnya.

Karena adanya sikap saling curiga di antara beberapa agama yang berbeda, maka timbullah apa yang disebut dengan konflik. Pemahaman eksklusif tentang agama juga ada dan berkembang di kalangan Islam.

Dewasa ini, pemahaman agama yang berkembang di Indonesia dapat dikaitkan dengan Islam radikal dan fundamentalis, yaitu pemahaman agama yang mengedepankan praktik keagamaan, terlepas bagaimana ajaran agama itu disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat. Sebaiknya mereka tetap percaya bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan dapat menjamin keselamatan manusia. Jika seseorang ingin diselamatkan, dia harus menerima Islam. Menurut aliran pemikiran ini, semua tindakan non-Muslim tidak dapat diterima di mata Allah. Pendapat seperti itu tidak mudah diberantas, karena setiap aliran atau aliran dalam agama tertentu, seperti Islam, juga memiliki perwakilan dan pemimpinnya sendiri. Islam tidak menyimpang dari satu perintah dan satu petunjuk.

Agama Islam memiliki banyak sekte dan banyak pemimpin agama dengan pandangan berbeda tentang agama mereka dan terkadang konflik. Tentu saja ada juga kelompok eksklusif semacam itu di dalam kekristenan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun