Mohon tunggu...
septi nurin
septi nurin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1

seorang mahasiswi yang menyukai isu-isu lingkungan makhluk hidup

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komparasi Empat Teori Hubungan Internasional

21 Oktober 2024   03:10 Diperbarui: 21 Oktober 2024   03:55 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

4. NEO-LIBERALISME

Neo-liberalisme sebagai salah satu perspektif utama dalam studi hubungan internasional, muncul sebagai respons terhadap realisme dan neo-realisme yang menekankan konflik dan anarki dalam sistem internasional. 

Alih-alih melihat dunia internasional sebagai arena persaingan kekuasaan yang tak terhindarkan, neo-liberalisme menekankan potensi kerjasama dan interdependensi antar negara, serta peran institusi internasional dalam mempromosikan perdamaian dan kesejahteraan global. 

Teori ini berpendapat bahwa negara-negara, meskipun bertindak berdasarkan kepentingan nasional, dapat menemukan keuntungan dalam bekerja sama melalui institusi internasional dan membangun hubungan yang saling menguntungkan.

  • Asumsi Dasar

1) Sifat Manusia yang Rasional: Neoliberalisme berasumsi bahwa manusia pada dasarnya bersifat rasional dan mampu bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Mereka percaya bahwa manusia dapat belajar dari pengalaman masa lalu dan membangun sistem politik dan ekonomi yang mempromosikan perdamaian dan kemakmuran. 

Meskipun mengakui bahwa manusia memiliki potensi untuk bertindak egois, neoliberalisme menekankan bahwa kapasitas manusia untuk kerjasama dan empati lebih kuat. Dalam konteks hubungan internasional, asumsi ini berarti bahwa negara-negara dapat mencapai kesepakatan dan kerjasama yang saling menguntungkan, meskipun mereka memiliki kepentingan yang berbeda.

2) Interdependensi Antar Negara: Neoliberalisme menekankan bahwa negara-negara modern semakin saling bergantung dalam ekonomi global. Interdependensi ini menciptakan insentif untuk kerjasama dan mengurangi kemungkinan konflik, karena negara-negara akan kehilangan lebih banyak dari perang daripada yang mereka peroleh. 

Interdependensi ekonomi, sosial, dan budaya menciptakan jaringan kompleks yang menghubungkan negara-negara, membuat konflik menjadi lebih mahal dan kurang menguntungkan. 

Contohnya, negara-negara yang saling bergantung dalam perdagangan akan cenderung untuk menghindari konflik karena perang akan mengganggu aliran perdagangan dan menyebabkan kerugian ekonomi yang besar.

3) Peran Institusi Internasional: Neoliberalisme mengakui peran penting institusi internasional dalam mengatur hubungan antar negara dan mempromosikan kerjasama. Institusi seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dan NATO dapat membantu menyelesaikan konflik, membangun norma-norma internasional, dan menciptakan lingkungan yang lebih stabil untuk kerjasama global. 

Institusi internasional dapat membantu membangun kepercayaan, mengurangi ketidakpastian, dan menyediakan forum untuk dialog dan negosiasi. Mereka juga dapat membantu negara-negara untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah global seperti perubahan iklim, kemiskinan, dan proliferasi senjata.

  • Fokus Utama

1) Kooperasi dan Interdependensi: Neoliberalisme menekankan pentingnya kerjasama antar negara sebagai cara untuk mengatasi masalah global seperti perubahan iklim, kemiskinan, dan proliferasi senjata. Mereka percaya bahwa interdependensi ekonomi dan sosial dapat menciptakan ikatan yang kuat antara negara-negara dan mengurangi kemungkinan konflik. 

Kooperasi internasional dianggap sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan bersama dan mengatasi tantangan global yang tidak dapat diatasi oleh negara-negara secara individual. Contohnya, negara-negara dapat bekerja sama untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan bantuan kemanusiaan, atau mencegah penyebaran senjata pemusnah massal.

2) Peran Institusi Internasional: Neoliberalisme menekankan pada peran penting institusi internasional dalam memfasilitasi kerjasama dan mengatasi konflik. Mereka percaya bahwa institusi internasional dapat membantu membangun kepercayaan, mengurangi ketidakpastian, dan menyediakan forum untuk dialog dan negosiasi.

 Institusi internasional dapat membantu negara-negara untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah global dan mencapai tujuan bersama. Contohnya, PBB dapat membantu negara-negara untuk mencapai kesepakatan tentang isu-isu seperti hak asasi manusia, keamanan internasional, dan pembagunan berkelanjutan.

3) Kebebasan Individual dan Hak Asasi Manusia: Neoliberalisme menitikberatkan pada pentingnya kebebasan individual dan hak asasi manusia. Mereka percaya bahwa negara-negara harus bertanggung jawab untuk melindungi hak-hak warga negaranya dan mempromosikan demokrasi dan pemerintahan yang baik.

 Neoliberalisme melihat kebebasan individual sebagai tujuan utama dan percaya bahwa negara-negara harus melindungi dan mempromosikan hak-hak individu, termasuk hak politik, sipil, ekonomi, dan sosial. 

Neoliberalisme juga mendukung intervensi humaniter untuk melindungi warga sipil dari pelanggaran hak asasi manusia atau kejahatan terhadap kemanusiaan.

  • Implikasi terhadap Kebijakan Luar Negeri

1) Promosi Perdagangan Bebas

 Neoliberalisme mendukung kebijakan perdagangan bebas yang bertujuan untuk mengurangi hambatan perdagangan dan meningkatkan interdependensi ekonomi antar negara. Mereka percaya bahwa perdagangan bebas dapat meningkatkan kemakmuran global dan mengurangi kemungkinan konflik. Perdagangan bebas dianggap sebagai cara untuk menciptakan hubungan ekonomi yang saling menguntungkan dan mengurangi insentif untuk konflik. 

Contohnya, negara-negara dapat bekerja sama untuk mengurangi tarif dan hambatan perdagangan lainnya, sehingga meningkatkan aliran perdagangan dan investasi antar negara.

2) Dukungan untuk Institusi Internasional

Neoliberalisme mendorong negara-negara untuk aktif terlibat dalam institusi internasional dan mendukung reformasi yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan akuntabilitas organisasi-organisasi tersebut. 

Mereka percaya bahwa institusi internasional dapat memainkan peran penting dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional, serta mempromosikan hak asasi manusia. Institusi internasional dianggap sebagai alat yang penting untuk mengatasi masalah global dan membangun sistem internasional yang lebih adil dan berkelanjutan. 

Contohnya, negara-negara dapat bekerja sama untuk memperkuat PBB, WTO, dan organisasi internasional lainnya, sehingga mereka dapat lebih efektif dalam menyelesaikan konflik, mempromosikan hak asasi manusia, dan mengatasi masalah global lainnya.

3) Promosi Demokrasi dan Pemerintahan yang Baik

Neoliberalisme mendukung upaya untuk mempromosikan demokrasi dan pemerintahan yang baik di seluruh dunia. Mereka percaya bahwa negara-negara demokratis lebih cenderung untuk bekerja sama dan menyelesaikan konflik secara damai. 

Demokrasi dianggap sebagai bentuk pemerintahan yang lebih stabil dan damai, karena memungkinkan partisipasi warga dalam pengambilan keputusan dan melindungi hak-hak individu.

 Neoliberalisme juga mendukung upaya untuk membangun negara-negara yang kuat dan stabil, karena mereka percaya bahwa negara-negara yang kuat dan stabil lebih cenderung untuk bekerja sama dan menghindari konflik.

4) Intervensi Humaniter

Dalam beberapa kasus, neoliberalisme mendukung intervensi humaniter untuk melindungi warga sipil dari pelanggaran hak asasi manusia atau kejahatan terhadap kemanusiaan. 

Intervensi humaniter dibenarkan sebagai upaya untuk melindungi nilai-nilai universal seperti hak asasi manusia dan mencegah penderitaan manusia. Contohnya, negara-negara dapat bekerja sama untuk melakukan intervensi militer untuk menghentikan genosida, membersihkan kejahatan perang, atau melindungi warga sipil dari kekerasan.


Teori realisme, liberalisme, neo-realisme, dan neo-liberalisme merupakan perspektif hubungan internasional yang menawarkan kerangka kerja untuk memahami perilaku negara dan dinamika sistem internasional. Meskipun keempat teori ini memiliki fokus yang berbeda, mereka memiliki beberapa persamaan dan perbedaan yang penting untuk dipahami.

Persamaan utama dari keempat teori ini adalah bahwa mereka semua menganggap negara sebagai aktor utama dalam sistem internasional. Mereka juga mengakui bahwa sistem internasional bersifat anarkis, yaitu tidak ada otoritas pusat yang dapat menegakkan hukum dan aturan. Namun, perbedaan utama terletak pada pandangan mereka tentang sifat manusia, peran kekuatan, dan potensi kerjasama. 

Singkatnya, realisme dan neo-realisme menekankan pada konflik dan persaingan antar negara dalam sistem internasional yang anarkis, sementara liberalisme dan neoliberalisme menekankan pada potensi kerjasama dan peran penting institusi internasional dalam membangun perdamaian dan kesejahteraan global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun