Mohon tunggu...
Septin Puji Astuti
Septin Puji Astuti Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Tidak ada yang lebih istimewa selain menjadi ibu dari empat anak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Anak Hilang di Inggris, Orangtua Diawasi Polisi

9 November 2013   18:02 Diperbarui: 9 November 2015   20:11 1312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_300510" align="aligncenter" width="572" caption="Ilustrasi/ Admin (shutterstock)"][/caption]

Beberapa waktu lalu heboh dengan anak hilang yang kemudian bapaknya menyebarkan berita melalui media sosial. Alma Aini Hakim, putri dari Roy Julian yang masih berusia 7 tahun itu sempat dinyatakan hilang selama 4 hari. Beruntung ada seseorang yang mengetahui kabar anak hilang dari media sosial yang membantu mencarinya, sehingga Alma kembali ke orangtuanya dengan selamat dan tidak kurang apapun. Setelah anak ditemukan, ternyata banyak komentar dari pembaca di media yang menyalahkan banyak pihak. Ada yang menyalahkan tantenya yang menyuruh membeli gorengan. Ada yang menyalahkan si bapak yang menampun Alma karena tidak melapor ke polisi. Namun terlepas dari itu semua, memang sebaiknya itu menjadi satu pelajaran bagi kita semua bahwa anak kecil bagaimanapun adalah anak kecil yang harus dijaga keselamatannya.

Itu akan berbeda ketika itu terjadi di Inggris.

Beberapa bulan lalu, rekan kami anaknya sempat tertinggal di bus. Akibat dari kelalaian itu, rekan kami harus berurusan dengan kepolisian. Waktu itu ada acara Pengajian Warga Muhammadiyah se-Inggris yang tahun ini diselenggarakan di Kota Robbin Hood, Nottingham. Beberapa dari kami menumpang menginap di teman-teman Indonesia yang kebetulan bermukin di Nottingham. Karena kami datang dari berbagai kota dan jarang bertemu, setelah acara pengajian, besoknya dilanjut dengan jalan-jalan bersama ke beberapa tempat wisata di Nottingham. Sementara itu beberapa rombongan lain yang sudah pernah jalan-jalan ke Nottingham memilih jalan-jalan ke kota sebelahnya. Kebetulan saya kebagian tamu dari Leeds dan London yang akan berkunjung ke Birmingham.

Ketika saya dan keluarga sudah sampai di Birmingham dan tamu dari Leeds dan London yang kebetulan sempat mengikuti jalan-jalan keliling Nottingham sudah sampai di Birmingham, kami dikabari rekan kami kalau anaknya hilang. Meski di Inggris, yang kabarnya lebih aman dari Indonesia, tetap saja khawatir. Jadi ceritanya, setelah rombongan berpisah, salah satu rombongan yang masih menetap di Nottingham melanjutkan perjalanan pulang naik bus double decker ke rumah salah satu rekan di Nottingham. Waktu itu ada 9 orang dewasa dan 9 anak-anak. Rekan saya yang kehilangan anak ini kebetulan punya 3 anak. Di tengah perjalanan pulang, mereka memutuskan berpisah, karena harus belanja makanan untuk dimasak. Tiga ibu-ibu akhirnya turun di tengah perjalanan untuk beli makanan. Sementara anak-anak melanjutkan perjalanan sampai ke tempat tujuan bersama 6 bapak-bapak. Sebenarnya rekan saya ini bersama putrinya di lantai atas, tetapi karena harus turun untuk beli makanan anaknya ditinggal bersama lainnya. Waktu ditinggal itu memang anaknya sedang tertidur pulas di lantai atas di dalam bouble decker. Kata rekan saya, sebenarnya sudah merasa tidak nyaman, sudah berusaha telpon bapaknya yang kebetulan di lantai bawah untuk kasih tahu, tetapi telpon tidak diangkat. Namun, karena masih ada orang di lantai atas, dipikirnya pasti nanti ada yang membangunkannya. Jadi rekan saya lanjut belanja saja.

Selesai belanja langsung pulang ke rumah rekan di Nottingham dan memasak pizza. Kebetulan putrinya itu suka pizza, makanya kemudian yang dipanggil pertama ya putrinya itu. Setelah dipanggil dan dicari, putrnya tidak ada. Baru disadari ternyata si anaknya tidak di rumah dan setelah tanya ke yang lainnya di dalam rumah baru sadar kalau putrinya tertinggal di bis. Akhirnya semua panik. Kebetulan banyak keluarga di sana, jadi bisa berbagi tugas untuk mencari putri rekan saya. Ada yang menghadang tiap double decker serupa untuk menanyakan apa ada anak tertinggal. Ada yang langsung telpon kantor polisi. Nah, saat telpon polisi untuk melapor itu Polisinya bilang ditemukan anak. Syukurlah ternyata putri rekan saya  sudah ada di kantor Polisi. Kemudian rekan saya dan suaminya datang ke kantor Polisi.

Sesampai di kantor polisi beliau berdua dimintai identitas diri dan ditanyai kronologinya. Kemudian juga ditanyai ada berapa orang yang ikut bersama rombongan. Tidak hanya itu, beliau berdua ditanyai apa usaha untuk mencari putrinya. Mungkin untuk memastikan bahwa beliau berdua tidak membuang anak mereka. Setelah ditanya-tanya, langsung polisinya menghubungi kantor polisi Hull, tempat tinggal rekan saya. Itu dilakukan untuk melihat rekam jejak apakah beliau berdua pernah melakukan kejahatan. Setelah itu kemudian diputuskan kalau sebenarnya insiden anak hilang itu adalah murni kecelakaan, bukan disengaja. Setelah selesai diinterogasi, kedua rekan saya masih ditanyai lagi kapan pulang ke kota tempat asal. Katanya, nanti di stasiun ada polisi yang akan mengawasi beliau berdua ketika perjalanan pulang ke Hull. Ternyata meski divonis kecelakaan, tetap saja diawasi Polisi. Selesai itu kemudian rekan saya kembali ke penginapan, di rumah rekan yang di Nottingham. Besoknya rekan saya kembali ke Hull.

Sesampai di rumah di Hull, ternyata ada surat panggilan untuk segera telpon ke kantor polisi. Karena diminta menghubungi Polisi, rekan saya langsung menghubungi Polisi. Lagi-lagi, ditanyai identitas lengkap dan kronoliginya bagaimana. Setelah selesai berurusan dengan polisi lewat telpon, tetangga rumah mengetuk pintu. Ternyata tetangga memberi tahu kalau sehari sebelumnya ada polisi datang dan menanyakan apakah benar memiliki anak perempuan yang hilang itu. Katanya, waktunya sama persis ketika rekan saya diinterogasi di Nottingham. Jadi saat teman saya mengambil anakya di kantor Polisi di Nottingham, pada saat yang sama polisi menginterogasi tetangganya di Hull. Setelah kejadian itu kemudian polisi membuat pengumuman agar hati-hati ketika membawa anak. Sebagai peringatan agar orangtua lainnya selalu waspada dan hai-hati. Selesai kejadian itu, rekan saya coba menanyai putrinya, kok bisa putrinya itu sampai di kantor polisi. Ternyata katanya ada seorang wanita yang membangunkannya. Si anak ditanyai sama siapa waktu itu. Kemudian anak itu dijemput polisi. Di kantor polisi dikasih coklat dan ditanyai apakah dia bahagia atau nggak tinggal dengan keluarganya. Sepertinya polisi memastikan bahwa anak itu sengaja dibuang atau tidak.

Di sini bisa diambil pelajaran, polisi dan masyarakat bekerja sama untuk mengembalikan anak ke orangtuanya. Jika ini terjadi di kasus Alma, tidak mungkin orangtua sampai kehilangan anak selama 4 hari. Semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua dan semoga aparat hukum kita menjadi lebih baik untuk mengayomi masyarakat dan menciptakan keamanan di lingkungan kita. Semoga. PS: kronologi kejadian sesuai dengan yang diceritakan oleh rekan saya sebagai sumber pertama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun