Pada awal tahun 2020 Dunia digemparkan dengan adanya virus Covid-19, termasuk di Indonesia. Dampak yang ditimbulkan dari adanya pandemic Covid-19 ini sangat dirasakan oleh berbagai sektor, seperti kesehatan, ekonomi, pertanian dan sosial masyarakat. Dalam sektor perekonomian, pandemi ini sangat berdampak yaitu dengan terganggunya kegiatan perekonomian termasuk perikanan. Seperti yang dialami oleh bapak Moch.Â
Satip warga Desa Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten  Jember, yang merupakan pelaku usaha ternak lele dalam media ember yang mengalami dampak dari adanya pandemi Covid-19.Â
Permasalahan yang sering dihadapi yaitu naiknya harga pakan pelet lele. Moch. Satip (45), mengatakan bahwa kenaikan harga pakan lele mengakibatkan beliau harus memberi pakan alternatif seperti daun kangkung untuk mengurangi penggunaan pakan pelet lele.Â
Selain itu, turunnya pendapatan masyarakat menyebabkan rendahnya daya beli Masyarakat terhadap ikan lele. Dengan adanya permalahan tersebut menyebabkan pendapatan yang dihasilkan dari budidaya ikan lele juga menurun.
Potensi budidaya ikan air tawar di Kabupaten Jember sangat melimpah, dikarenakan adanya ketersediaan air yang cukup. Terdapat 6 jenis ikan air tawar yang dibudidayakan di Kabupaten Jember yakni ikan lele, gurami, piatin, nila, tawes dan tombro. Sumbersari  merupakan salah satu sentra bubidaya ikan lele di Kabupaten Jember.Â
Budidaya ikan lele tidak selalu  harus dilakukan di tempat  dan lahan yang luas dengan media kolam. Budidaya ikan lele dapat dilakukan dengan menggunakan media sederhana seperti ember dan bahkan dapat dilakukan di tempat atau lahan terbatas sekalipun.Â
Masyarakat di Desa Sumbersari rupanya hanya menjual ikan lele secara mentahan saja mulai dari bibit lele sampai dengan dewasa kepada konsumen.
Mencermati akan hal tersebut, saya Septi Mariana Mahasiswa KKN Back To Village Universitas Jember yang sedang melakukan kegiatan di Desa Sumbersari, ingin memberdayakan umkm budidaya ikan lele  dengan program kerja yang akan saya laksanakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dan untuk mengembangkan usahanya.Â
Dalam penyampaian pelatihan ini, dijelaskan mulai dari inovasi lele yang berada di masyarakat, kemudian bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan abon lele dan proses pembuatan nya.Â
Kemudian dilanjut dengan pemberian informasi terkait kemasan yang baik untuk kemasan abon lele. "Dari beberapa inovasi-inovasi produk lele saya lebih tertarik ke abon  sih nak,  ya walaupun pembuatan nya lama tapi lebih awet dan tahan lama juga dari enak kalau mau dijual" ungkap Bapak Moch. Satip