Mohon tunggu...
Septi Dyah
Septi Dyah Mohon Tunggu... -

simple person

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Siapa Bilang Jakarta Banjir?

12 Februari 2015   15:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:21 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banjir yang sekarang menggenangi Ibu Kota Jakarta masih menjadi polemik terutama untuk pemerintah daerah dan Perusahaan Listrik Negara. Pemadaman listrik pada 17 gardu daerah waduk pluit yang dilakukan PLN senin lalu membuat mandegnya aliran pompa ke waduk. konfirmasi PLN "pemadaman yang terjadi karena terdapat gardu yang sudah terendam banjir dan menurut SOP harus segera dimatikan untuk mencegah bahaya listrik". tetapi berbeda menurut Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, " pompa di waduk pluit harus tetap menyala agar tidak terjadi genangan di Jakarta Pusat, Gardu disana saja belum terendam tinggi kenapa listrik dimatikan". Berdasarkan konfirmasi dari PLN, 17 gardu di waduk pluit merupakan satu rangkaian yang belum terpisahkan. Jika ada saluran listrik mati, harusnya ada cadangan listrik dari gen set secara otomatis.

Seperti diketahui banjir yang terjadi di Jakarta juga menenggelamkan Istana, kejadian ini mencurigakan beberapa pihak tidak terkecuali Ahok dan bermuara pada matinya pompa ke waduk pluit. Dalam beberapa media juga disebutkan genangan di Istana sebagai tempat penting merupakan sabotase untuk Jakarta Siaga Darurat Banjir." Memang ada dari beberapa pihak mengusulkan untuk itu, tetapi kenapa harus status siaga, ini bukan banjir yang disebabkan meluapnya air sungai, ini masalah pompa yang tidak berfungsi, sungai masih kering kok. Kalau dijadikan status siaga juga akan membebani APBN" ujar Ahok.

Sebenarnya yang terjadi di Jakarta bukan banjir tetapi genangan, karena air yang harusnya mengalir kesungai malah tersebar diberbagai tempat di Jakarta. Kondisi drainase yang tidak mencukupi kapasitas air hujan dan belum berjalannya pompa - pompa ke waduk harus segera dibenahi. Keterkaitan berbagai sektor untuk menanggulangi genangan ini harus diperkuat, antisipasi dan pantauan terhadap datangnya air hujan dimaksimalkan sehingga genangan yang menutup tempat tempat di Ibukota dapat berkurang. (septy dyah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun