Mohon tunggu...
Komang SeptiaTri Widari
Komang SeptiaTri Widari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Banten sebagai Sarana Upacara Agama Hindu Serta Kelebihannya

4 Juli 2022   11:07 Diperbarui: 4 Juli 2022   11:17 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap agama yang ada didunia tentunya memiliki sebuah ajaran yang berbeda namun sifatnya masih sama yakni memberikan petunjuk atau pengajaran kearah yang baik sesuai yang terdapat pada ajaran agama tersebut. Salah satu agama yang ada di dunia adalah agama Hindu. Dimana agama Hindu merupakan agama tertua didunia, dalam pengarajannya agama Hindu bersifat universal. 

Ajaran yang bersifat universal dalam agama Hindu berlandaskan pada sebuah konsep untuk menciptakan keseimbangan baik lahir maupun batin, artinya agama Hindu memberikan kebebasan bagi penganutnya untuk menghayati, mengamalkan serta merasakan inti sari dari ajaran agama Hindu. 

Semua ajaran yang terdapat pada agama Hindu telah di jiwai oleh Weda dan di dalam pelaksanaanya dilakukan pada tempat yang berbeda beda, sehingga dalam hal ini agama Hindu memiliki berbagai macam ritual dan kepercayaan yang dipengaruhi oleh budaya pada suatu tempat yang berbeda. 

Tujuan agama Hindu yakni untuk bisa mencapai kesempurnaan hidup, kebahagiaan lahir dan kesejahteraan jasmani (Mokshartham Jagathitaya Ca Iti Dharma). Agama dan dharma digunakan untuk dapat mencapai moksa itu sendiri. Untuk dapat mencapai tujuan hidup agama Hindu yakni Moksa, sehingga dalam pelaksanaanya umat yang menganut agama Hindu berpegang teguh pada tiga dasar kerangka atau keyakinan agama Hindu yang terdiri dari Tattwa (filsafat), Etika (susila) serta Upacara (ritual). 

Tattwa merupakan suatu filsafat, ajaran, serta pengetahuan yang bersumber dari Weda dalam hal ini Sruti dan Smerti, dengan kata lain Tattwa merupakan suatu bentuk atau pengarajaran yang dilakukan untuk dapat mengisi kecerdasan otak, melatih kemampuan dalam memandang rahasia-rahasia yang dimiliki oleh Tuhan serta rahasia-rahasia yang terdapat dalam diri serta rahasia-rahasia yang dalam alam lingkungan. 

Kemudian kerangka dasar yang kedua yakni Etika atau susila yang merupakan sebuah tingkah laku manusia yang baik dalam melakukan hubungan timbal balik yang bersifat selaras dan harmonis baik antara sesama manusia lainnya atau dengan alam semesta dan Tuhan (Sang Hyang Widhi Wasa). Serta kerangka dasar yang terakhir yakni Upacara, dalam agama Hindu Upacara ini merupakan kegiatan agama dalam bentuk ritual, dalam pengertian lain Upacara merupakan suatu bentuk cara dalam menyuguhkan ajaran rela berkorban yang hakekatnya bertujuan dalam memelihara hidup. 

Sebab semua yang hidup di dunia ini bermula dari yadnya Tuhan yang telah Menciptakan alam semesta beserta dengan isinya berdasarkan Yadnya. Ketiga kerangka dasar agama Hindu ini saling berikatan dimana dalam melakukan upacara seluruhnya didasari dan dilandasi oleh susila, kemudian susila dilandasi oleh tattwa sehingga pelaksanaan upacara tidak terlepas dari tatanan tatwa. 

Begitu banyak pengajaran luar biasa yang ada dalam agama Hindu untuk dapat mencapai tujuan yang dimaksud, begitu juga sama dengan ritual yang ada pada agama Hindu yang dilakukan. Ritual yang dimaksud disini adalah ritual upacara yang dilakukan oleh umat beragama Hindu. 

Ritual atau upacara yang dilakukan oleh umat Hindu tidak terlepas dari kaidah yang ada, untuk dapat melaksanakan upacara tersebut maka diperlukan sarana untuk melengkapinya. Dalam agama Hindu sendiri pada setiap upacara diperlukan dan dilengkapi dengan sebuah sarana upacara, sarana upacara yang gunakan dalam agama Hindu di India dan Hindu di Bali. 

Berbeda dengan sarana upacara Hindu di India yang disebut dengan wedya, dalam umat beragama Hindu di Bali ketika sedang mengadakan suatu upacara pasti terdapat sarana upacara yang bernama banten. Namun sebenarnya antara wedya dan banten itu memiliki pengertian yang sama karena istilah wedya juga terdapat pada kajian pustaka agama Hindu di Bali. 

Banten ini memiiki arti wali, sehingga upacara Dewa Yadnya sering disebut dengan Puja wali. Wali merupakan sebuah simbolis dan filosofis sebagai wakil dari alam semesta yang telah diciptakan oleh Sang Hyang Widhi. Sarana upacara atau banten ini merupakan suatu perwujudan serta ajaran dari bhakti marga dan karma marga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun