Mohon tunggu...
Politik

Pemimpin "Arogan" Menuai Kritikan

23 September 2016   13:07 Diperbarui: 23 September 2016   13:19 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebagai perwujudan protes kepada basuki tjahaja purnama (ahok) masyarakat yang tergabung dalam gerakan Indonesia ini melakukan protes dikawasan tamrin, patung kuda, Jakarta pusat kemarin. karena dirasa sudah menyengsarakan rakyat kecil yang ada di Jakarta, cap jempol darah dan tanda tangan pun dikumpulkan. selain itu ahok di anggap tidak hanya menyengsarakan rakyat kecil, ahok juga dianggap kurang layak untuk menjadi pemimpin ibukota Jakarta karena gaya memimpinnya yang arogan, kasar, dan dianggap sebagai minoritas yang menyakiti mayoritas.

Bentuk protes masyarakat ini bisa dianggap kritikan keras untuk ahok agar bisa memperbaiki gaya kepemimpinannya. namun ahok adalah pemimpin yang dibutuhkan untuk kota Jakarta karena tidak bertele-tele dalam melaksanakan tugasnya, bisa dilihat darikinerjanya sampai saat ini ahok sudah berhasil mendisiplinkan para pns, membersikan kali, menertibkan tanah abang, dan juga mengurangi praktek korupsi meskipun sekarang praktek korupsi di indonesia masih tinggi. 

jika dilihat dari segi ini ahok sangat mempuni untuk menjadi seorang pemimpin, untuk yang pro ahok pasti akan sangat setuju dengan pernyataan ini. tapi tidak terlepas dari kinerjanya sikap ahok juga perlu di koreksi, karena gaya nya yang tegas dan kurang mengontrol emosi ahok sering sekali berkonflik sehingga menimbulkan efek yaitu kritikan oleh masyarakat yang melihat nya, sikapnya sebagai seorang pemimpin dirasa tidak pantas untuk bersikap seperti itu.

namun pemimpin seperti ahok adalah pemimpin yang dibutuhkan karena sekarang ibukota ini sudah di ibaratkan bendungan yang ada di pinggir danau dan sudah terisi penuh dengan air, jadi jika danau tersebut di isi air lagi maka bendungan itu akan jebol. Seperti itulah ibukota kita jika di ibaratkan. rumah-rumah liar dan masyarakat yang datang ingin  mengadu nasib ke Jakarta inilah yang dimaksudkan air, jadi jika mereka terus menerus datang ke Jakarta dan membangun rumah-rumah liar tanpa izin, maka situasi ini akan bertambah buruk, banjir yang susah di atasi akan bertambah parah dan masalah bangunan liar akan bertambah. Jika tidak ada penggusuran maka bagaimana caranya agar Jakarta bisa apik kembali.

Cara kepemimpinan ahok ini merupakan ketegasan nya dalam menghadapi msyarakat yang dianggap ngeyel atau susah diatur sehingga membutuhkan ketegasan. Yang perlu dilakukan Disini adalah pendekatan untuk bisa menguntungkan kedua belah pihak, inilah yang harus dipelajari oleh basuki tjahaja purnama (ahok). Orang yang digusur rumah-rumahnya harus mendapat jaminan jika mereka akan diberi tempat tinggal yang layak mereka terima. Dan cara berkomunikasi pun harus dengan cara yang benar tidak kasar dan sopan karena pemimpin adalah panutan bagi rakyatnya.

NAMA       : ELSA SELVIANA

NIM            : 07031381320047

MATA KULIAH  : PENGANTAR ILMU POLITIK

DOSEN PEMBIBING   : Nur Aslamiah Supli, BIAM, M.Sc

sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun