Seiring perkembangan lingkungan strategis, peran laut menjadi signifikan serta dominan dalam mengantar kemajuan suatu negara, mengingat luas lautan dunia mencapai lebih kurang 70% berbanding 30% dengan luas daratan. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia yang menempati posisi kedua sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Tak hanya itu, Indonesia juga mendapat peringkat ketiga terbesar dunia dalam produksi perikanan sebagaimana dilansir oleh Food and Agriculture Organization. Kekuatan inilah yang merupakan potensi besar bagi Indonesia untuk menjadi Raksasa Ekonomi.
Sadar akan hal tersebut, Asosiasi Pemuda Maritim Indonesia (APMI) dalam rapat kerja nasionalnya pada 14-15 Mei 2016 bertempat di CINAPS Cikini mencoba untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia melalui program kerja yang dirancang untuk dapat bergerak secara sinergis dan strategis.
“Semoga APMI bisa lebih bersuara membangun gairah kemaritiman Indonesia.” Ujar Guspiabri Sumowigeno, Praktisi Muda yang turut hadir dalam membuka Rapat Kerja Nasional II APMI. Pria yang akrab disapa Guspi inipun menegaskan bahwa, Poros maritim harus bisa jadi jawaban, karena pada tahun 2023 ekonomi Indonesia akan lebih besar dari Rusia dan Spanyol.
Jika menelisik sejarah, Indonesia merupakan negara yang besar. Indonesia adalah Republik pertama di Asia Tenggara serta negara pertama yang melawan seluruh setting internasional. Oleh karena itu, supaya terwujudnya kejayaan Indonesia sebagai raksasa ekonomi perlu adanya aksi nyata dan kolaborasi antara semua elemen, mengingat maritim merupakan konteks yang global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H