Mohon tunggu...
RADEN SEPTIAN SESCO
RADEN SEPTIAN SESCO Mohon Tunggu... BLOGGER -

Lᴇᴀʀɴᴇʀ ᴡʜᴏ ᴘᴀssɪᴏɴᴀᴛᴇʟʏ ᴄᴜʀɪᴏᴜs! • Mᴇɴɢᴀʙᴅɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ɴᴇɢᴇʀɪ • Cʀᴇᴀᴛᴏʀ ᴏғ #TellingStoriesInPhotos

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tari Saman KRI Banda Aceh 593 Hipnotis Romantisme Kota Kupang

10 Mei 2017   06:39 Diperbarui: 10 Mei 2017   08:15 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“There is a will, there is a way”. Gak ada yang gak bisa selagi kita punya keinginan kuat. Saya mengatakannya karena saya telah membuktikannya. Ini kali pertama saya belajar tari tradisional dan langsung perform di Kota Kupang.

Semuanya berawal dari pertama kali. Pengalaman luar biasa dapat menari saman, tarian tradisional khas Aceh. Tarian ini terkenal dengan keselarasan gerakannya yang memiliki tempo bervariasi yang memicu decak kagum siapapun yang melihatnya.

Jika ditanya susah atau tidak untuk belajar tari saman ini,  jawabannya adalah MUDAH! Kalian bisa bayangkan, saya adalah pemuda yang sama sekali tidak punya basic skill menari *kalo basic goyang bisa heuheu. Saya dan teman-teman berlatih kurang lebih satu minggu. kami berlatih tiap kali sedang dalam perjalanan laut, karena kita memang hanya punya waktu dikala itu. Proses latihan tidak melulu berjalan mudah. Saya dituntut untuk dapat dengan cepat menghafal setiap gerakan dengan kondisi kapal yang tak melulu baik.

Kita pernah mengalami ombak yang dahsyat dengan ketinggian ombak 2 hingga 4 meter, KRI Banda Aceh yang kita tumpangi pun sempat oleng! Gak kebayang gimana dengan kapal-kapal kecil.  Namun berlatih di kapal perang ditengah laut lepas juga memberikan banyak sensasi menyenangkan. Bagi saya pribadi, kita dapat berinteraksi langsung dengan semesta dan ini membuat saya lebih mudah untuk menghafal setiap gerakan. Satu kali saja kita miss gerakan, kacau lah sudah.

tari-saman-2-590537838c7e61154d29b338.png
tari-saman-2-590537838c7e61154d29b338.png
Keindahan alam serta romantisme malam Kupang, Nusa Tenggara Timur menjadi saksi sejarah penampilan saya dan teman-teman. Riuhan tepuk tangan juga sorakan semangat seperti membunuh semua rasa gugup. Terimakasihbanyak teruntuk Rizkur, sahabat sekaligus coach bagi saya yang tak lelah mengajarkan dan menyemangati berlatih. Juga teruntuk semua sahabat Ekspedisi Nusantara Jaya 2015.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun