Mohon tunggu...
Septian Murival
Septian Murival Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja

Mendengar musik, membaca. Jika alam mengijinkan diakhiri dengan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pisah

11 September 2024   09:56 Diperbarui: 11 September 2024   10:08 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika telah sampai tiba waktunya

Sukmaku adalah burung-burung di sore hari

Akan kembali pulang ke sangkar

Yang tak bisa kau cegah

Walau sekedar tuk bertengkar

Jika telah sampai tiba waktunya

Jiwaku berubah liar dan meronta

Tak seorang pun bisa merayu

Tidak mantra-mantra itu

Atau nyanyian mesra favoritmu

Lekaslah kasihku

Saatnya nyatakan rindu

Jika telah sampai tiba waktunya

Nuraniku kan kehilangan jati dirinya

Kisahkan ulang cita-cita kita

Sampai ia yakin

Bahwa tentangku dan kamu

Adalah kebenaran dan cinta

Jika telah sampai tiba waktuku

Tanpa berkata permisi

Ku kan menjelma batu

Yang kan kau datangi

Dihari-hari liburmu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun