Mohon tunggu...
Septian Murival
Septian Murival Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja

Mendengar musik, membaca. Jika alam mengijinkan diakhiri dengan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sekolah

25 Februari 2024   13:38 Diperbarui: 25 Februari 2024   13:41 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara-suara burung terkurung

Bertengger berdebat didalam

Sedang diluar, hujan sedang merdu-merdunya bernyanyi

Sedang diluar, katak sedang gencar-gencarnya memuji

Semak belukar ini tak tertembus mentari

Merambat lebat dalam pikiran dan diri

Jari-jari gugup meraba-raba

Angan-angan sibuk meronta-ronta

Dimana kendali diri, nasehat dibangku sekolah

Aku bersama semut-semut yang kalian gilas

Aku bersama pohon-pohon yang kalian tebas

Aku bersama mereka

Kumpulan orang-orang yang sakit hati

Kumpulan orang-orang yang penuh benci

Menunggu mereka,

Menghakimi dunia dan seisi

Aku didepan pagar sekolah, terlambat lagi

Hari ini kami mempelajari banyak bunyi

Dari yang paling kuat hingga yang paling sunyi

Silahkan jika ada yang ingin ribut

Tapi tak ada yang boleh libur

Dan memang keduanya tak ada beda

Didalam kelas, kita masih bertengkar soal yang sama

Dimanakah pengetahuan itu?

Saat orang-orang mati kelaparan

Saat jiwa muda bingung di persimpangan

Saat itu, sekolah libur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun