Mohon tunggu...
Septian Murival
Septian Murival Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja

Mendengar musik, membaca. Jika alam mengijinkan diakhiri dengan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Wanita dan Kata Benda

23 Februari 2024   19:18 Diperbarui: 23 Februari 2024   19:27 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wanita-wanita mapan berlumut

Tumpukan bedak dengan gincu menantang

Berlindung dibalik kacamata serba hitam

Mengagumi cakrawala dibalik warna legam

Berpesta-pora diujung dermaga

Lilin-lilin menyala


Memberi semangat pada jingga

Malam ini entah sedingin apa

Tatapan ikut tenggelam bersama senja

Angin berebut membelai pipi-pipi mereka

Riasan wajah yang tegar

Air laut menangkap mata kakinya

Sunyi malam merenggut mata hatinya

Tumit-tumit yang lembab terawat

Jiwa-jiwa yang lekat

Manusia-manusia nekat

Wanita-wanita dengan hasrat

Tak ada lagi jingga

Tak ada lagi tangan-tangan manja

Langit tlah sepenuhnya malam

Berganti pelukan sepi mencekam

Wanita-wanita girang mabuk kepalang

Semua hal-hal yang berharga, bahkan alam ini

Ada dalam ingin dan dompet kulit miliknya

Para laki-laki dan senja

Ada dalam genggamannya

Sampai disini

Ia disimpan

Dalam kata benda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun