Jalanan yang mulai kotor dan tergesa
Kita dengan pikiran yang masih letih
Meraba-raba telinga gelas disebuah kedai kopi
Sebelum semuanya menjadi palsu, katamu
Seperti yang telah terjadi
Berdoa dihadapan segelas kopi, kau dan aku
Untuk rasa-rasa
Untuk mimpi-mimpi
Lidah mu dan hari itu, sama lesunya
Kerongkongan ku waktu itu, sangatlah hausnya
Kau dan aku mengembara lalu tenggelam dalam pusaran adukan kopi
Tanpa ada yang tahu kapan saatnya berhenti,
Para pengguna jalan yang buru-buru
Terobsesi tepat waktu, lalu menyalahkan dan membenci seisi kota
Suara klakson menghempaskan kesadaran kita, dari kelamnya kopi
Lalu membunuh cemas
Untuk minum segelas waktu saat kopi pagi