Mohon tunggu...
Septian Murival
Septian Murival Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja

Mendengar musik, membaca. Jika alam mengijinkan diakhiri dengan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gelisah

8 Februari 2024   12:48 Diperbarui: 8 Februari 2024   12:49 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sore itu, semua sibuk

Hujan sedang bertengkar dengan genting

Membangunkan daun yang terbaring

Tak peduli satu sama lain

Jarum jam mengejar angka

Pikiranku menebar jala

Hatiku berdebat dengan waktu

Tentang jarak, tentang rindu

Malam itu,

Sukma menghibur diri entah kemana

Perlahan Sengsara Menyembul dari pelupuk matanya

Perlahan masa lalu memeluk hidupnya

Hatinya meronta

Hatinya bertanya

Hatimu dimana

Esoknya,

Jari-jari hangat matahari mengetuk

Jendela kamarnya

Ruang gelap

Tempat bibir selalu rapat

Dalam bisu janji tertambat

Aceh, 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun