Mohon tunggu...
Septian Murival
Septian Murival Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja

Mendengar musik, membaca. Jika alam mengijinkan diakhiri dengan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Potret Tua

3 Februari 2024   09:25 Diperbarui: 3 Februari 2024   09:27 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiketnya cukup selembar daun nangka muda

Bau hutan, bau-bau peluh

Aroma harapan muda yang baru tumbuh

Lain waktu tangis-tangis serta ingus-ingus

Petang-petang yang bersemi dimata

Melacak layangan putus

Rumah-rumah, sederhana disinari pelita

Malam dan senja sewarna terangnya

Dikota ini, aku hanyut dan ingin kembali

Sebuah potret tua didalam kepala

Sebongkah kenang didalam rasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun