Mohon tunggu...
Septian Murival
Septian Murival Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja

Mendengar musik, membaca. Jika alam mengijinkan diakhiri dengan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sinema Elektronik

28 Januari 2024   10:51 Diperbarui: 28 Januari 2024   10:58 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bapak sakit keras

Keras kepala sekali sakitnya

Bapak batuk-batuk berdahak sambil terbahak-bahak

Mendengar biaya rumah sakit tak terjangkau

Obat dan racun apa bedanya

Sembuh sakitnya lumpuh harapannya

Bapak kepingin mati,

Aku bilang jangan

Sudah hampir seminggu Bapak dirawat

Suster-suster cantik seksi mata membelalak

Air infus habis mesti diganti

Kandung kemihku penuh berlalu kekamar mandi

Ibu dan adik-adik setia disamping ranjang

Menahan kantuk menghalau nyamuk

Haus kepingin darah Bapak

Bapak mati diatas ranjang

Dihadapan dokter ganteng dan suster seksi

Ini semua kehendak yang maha kuasa

Manusia hanya bisa berencana dan berusaha

Meleleh air seni dipipi Bapak

Orang-orang terharu berpelukan

Meracau mengenang mengutuk merangkul

Listrik padam, televisi mati

Sinetron dipaksa tamat

Penonton marah dan kecewa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun