Mohon tunggu...
Septian Murival
Septian Murival Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja

Mendengar musik, membaca. Jika alam mengijinkan diakhiri dengan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Diam Malam

18 Januari 2024   20:32 Diperbarui: 18 Januari 2024   20:36 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Diam-diam malam

Berjalan berjingkrak pelan

Memelukku dari belakang

Air mata hujan

Basahi pipi dedaunan

Tinta begitu tergesa-gesa

Diatas kertas huruf-huruf berkuasa

Kau berdesak-desakan dalam pikiran

Malu-malu kau muncul

Ragu-ragu kau timbul

Helaan nafasmu

Tangan-tangan sajak merangkul

Aku sesak tengadah berdoa

Darah rindu keluar dari segala penjuru

Mataku, hidungku, telingaku

Aku berhamburan tak beraturan

Menjelma menjadi dirimu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun