Mohon tunggu...
Santi Septiani
Santi Septiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Di setiap kata yang tertulis, terbentang dunia yang tak terhingga

Seorang perempuan yang sedang berusaha menciptakan jejak bermakna dalam perjalanan hidupnya menuju impian sebagai seorang guru Bahasa Indonesia yang mampu memberi inspirasi dan wawasan untuk banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bincang Langit Part 2

22 November 2023   08:35 Diperbarui: 22 November 2023   08:57 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah gemuruh badai, kita temukan keajaiban dari keberanian,
Langit yang kelam menyembunyikan pesona yang tak terlihat oleh mata.
Biarlah hati kita menjadi payung bagi yang lemah,
Bersama-sama, kita melangkah melewati setiap hantaman takdir.

Terkadang, pelangi hanya muncul setelah hujan reda,
Begitu juga kebahagiaan yang datang setelah perjuangan selesai.
Jangan biarkan badai meruntuhkan impian-impian kita,
Sebaliknya, gunakan setiap tetesan hujan untuk menyuburkan bunga harapan.

Hidup adalah kisah epik yang ditulis oleh waktu,
Setiap halaman, setiap bab, memiliki makna yang mendalam.
Ketika matahari kembali bersinar, cerita kita pun berlanjut,
Dengan semangat yang tak tergoyahkan, kita menyongsong hari esok.

Jadikanlah setiap kenangan sebagai lukisan di langit,
Penuhi dengan warna-warna indah dan kenangan yang tak terlupakan.
Langit tak selamanya biru, namun itulah keunikan indahnya,
Cintailah hidup, dalam segala warna dan nuansa yang ada.

Takdir mungkin tak selalu seindah yang kita impikan,
Namun, di setiap tantangan terdapat pelajaran berharga.
Mari kita sambut kehidupan dengan tangan terbuka,
Sebab langit, dengan segala keindahannya, adalah bagian dari perjalanan kita yang tak'kan terlupakan...

Sukabumi, 22 November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun